Dulu, saya acap menulis status FB tentang "kalio jaghiang" (baca: jengkol), padahal sesungguhnya tidak doyan.
Maksudnya, ngeledek alias cimeeh, sebenarnya.
Di alam nyata, ketika bertemu sejumlah kawan atau rekan rekan saat makan siang beberapa waktu lalu, saya ditantang dengan.kematnya jaghiang itu.
Ternyata, cimees saya berbalik, saya justru bener bener tergila gila dgn JENGKOL... ia bagai bidadari yang cantik, penuh gairah, membuat hati ini berbunga bunga tatkala menatapnya. Ada getaran aneh saya ia kukulum dan kulumat habis habis.
Ironisnya, setelah itu di cermin atau kaca untuk bercermin di rumah bukannya tertulis "Sudahkah Rapikah Anda Hari Ini?", tetapi justru tertulis : "Sudahkah Anda Makan Jengkol Hari Ini?"'
Maksudnya, ngeledek alias cimeeh, sebenarnya.
Di alam nyata, ketika bertemu sejumlah kawan atau rekan rekan saat makan siang beberapa waktu lalu, saya ditantang dengan.kematnya jaghiang itu.
Ternyata, cimees saya berbalik, saya justru bener bener tergila gila dgn JENGKOL... ia bagai bidadari yang cantik, penuh gairah, membuat hati ini berbunga bunga tatkala menatapnya. Ada getaran aneh saya ia kukulum dan kulumat habis habis.
Ironisnya, setelah itu di cermin atau kaca untuk bercermin di rumah bukannya tertulis "Sudahkah Rapikah Anda Hari Ini?", tetapi justru tertulis : "Sudahkah Anda Makan Jengkol Hari Ini?"'
SESUATU YANG DICEMOOHI DAN DITERTAWAI KADANG BISA BERBALIK TANPA DISADARI..
"Jengkol, diriku sungguh taragak padamu, swear!"
Hanya itu!
SALAM JENGKOL!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar