Alkisah, ada seorang pemuda sedang duduk dengan tatapan kosong mengarah ke hamparan air telaga. Dia sudah berkelana mendatangi berbagai tempat, tapi belum ada yang membahagiakan dirinya.
Tiba-tiba terdengar suara sengau memecah kesunyian.
“Sedang apa kau di sini, anak muda?” tanya seorang kakek yang tinggal di sekitar situ.
Anak muda itu menoleh sambil berkata. ”Aku lelah, Pak Tua. Aku sudah berjalan sejauh ini demi mencari kebahagiaan, tapi perasaan itu tak kunjung kudapatkan. Entahlah, ke mana lagi aku harus mencari…” keluh si anak muda dengan wajah muram.
“Di depan sana ada sebuah taman. Pergilah ke sana dan tangkaplah seekor kupu-kupu. Setelah itu aku akan menjawab pertanyaanmu,” kata si kakek.
Meski merasa ragu, anak muda itu pergi juga ke arah yang ditunjuk. Tiba di sana, dia takjub melihat taman yang indah dengan pohon dan bunga yang bermekaran serta kupu-kupu yang beterbangan di sana.
Dari kejauhan di kakek melihat si pemuda mengendap-endap menuju sasarannya.
Hap! Sasaran itu luput. Dikejarnya kupu-kupu ke arah lain.
Hap! Lagi-lagi gagal. Dia berlari tak beraturan, menerjang rerumputan, tanaman bunga, semak.
Tapi, tak satu pun kupu-kupu berhasil ditangkapnya.
Si kakek mendekat dan menghentikan si pemuda.
”Begitukah caramu mengejar kebahagiaan? Sibuk berlari ke sana kemari, menabrak tak tentu arah, bahkan menerobos tanpa peduli apa yang kamu rusak?”
Si kakek dengan tegas dan melanjutkan, ”Nak, mencari kebahagiaan layaknya menangkap kupu-kupu. Tidak perlu kau tangkap fisik kupu-kupu itu, biarkan dia memenuhi alam semesta ini sesuai fungsinya. Tangkaplah keindahan warna dan geraknya di pikiranmu dan simpan baik-baik di dalam hatimu."
Demikian pula dengan kebahagiaan. Kebahagiaan bukanlah benda yang dapat digenggam dan disimpan di suatu tempat. Ia tidak ke mana-mana, tapi ada di mana-mana. Peliharalah sebaik-baiknya, munculkan setiap saat dengan rasa syukur maka tanpa kau sadari kebahagiaan itu akan sering datang sendiri. Apakah kamu mengerti?”
Si pemuda terpana dan tiba-tiba wajahnya tampak senang. ”Terima kasih pak Tua. Sungguh pelajaran yang sangat berharga. Aku akan pulang dan membawa kebahagiaan ini di hatiku..”
Kakek itu mengangkat tangannya. Tak lama, seekor kupu-kupu hinggap di ujung jari dan mengepakkan sayapnya, memancarkan keindahan ciptaan Tuhan. Warnanya begitu indah, seindah kebahagiaan bagi mereka yang mampu menyelaminya.
Setiap manusia menginginkan kebahagiaan. Tetapi sering kali mereka begitu sibuk mencarinya, tanpa menyadari bahwa kebahagiaan sesungguhnya tidak kemana-mana tetapi justru ada di mana-mana. Kebahagiaan bisa hadir di setiap tempat, di semua rasa, dan tentunya setiap hati yang selalu mensyukuri.
Sumber : www.iphincow.com
Minggu, 13 Desember 2015
Pada suatu hari, seorang anak masuk ke dalam rumah makan yang sangat terkenal dan mahal. Dia masuk seorang diri dan memakai pakaian biasa saja, tidak seperti anak-anak lain yang memakai pakaian yang bagus. Anak itu duduk di salah satu kursi lalu mengangkat tangannya untuk memanggil salah satu pelayan.
Seorang pelayan perempuan menghampiri anak kecil itu lalu memberikan buku menu makanan. Pelayan tersebut agak heran mengapa anak kecil itu berani masuk ke dalam rumah makan yang mahal, padahal dari penampilannya, pelayan itu tidak yakin bahwa sang anak kecil mampu membayar makanan yang ada.
“Berapa harga es krim yang diberi saus strawberry dan cokelat?” tanya sang anak kecil.
Sang pelayan menjawab, “Lima puluh ribu,”
Anak kecil itu memasukkan tangan ke dalam saku celana lalu mengambil beberapa receh dan menghitungnya. Lalu dia kembali bertanya, “Kalau es krim yang tidak diberi saus strawberry dan cokelat?”
Si pelayan mengerutkan kening, “Dua puluh ribu,”
Sekali lagi anak kecil itu mengambil receh dari dalam saku celananya lalu menghitung. “Kalau aku pesan separuh es krim tanpa saus strawberry dan cokelat, berapa?”
Kesal dengan kelakuan pembeli kecil itu, pelayan menjawab dengan ketus, “Sepuluh ribu!”
Sang anak lalu tersenyum, “Baiklah aku pesan itu saja, terima kasih!”
Pelayan itu mencatat pesanan lalu menyerahkan pada bagian dapur lalu kembali membawa es krim pesanan. Anak itu tampak gembira dan menikmati es krim yang hanya separuh dengan suka cita. Dia melahap es krim sampai habis. Kemudian sang pelayan kembali datang memberikan nota pembayaran.
“Semua sepuluh ribu, bukan?” tanya anak itu lalu membayar es krim pesanannya dengan setumpuk uang receh. Wajah sang pelayan tampak masam karena harus menghitung ulang receh-receh itu. Lalu sang anak mengeluarkan selembar uang lima puluh ribu dari saku celana belakangnya, “dan ini tips untuk Anda!” ujar sang anak sambil menyerahkan selembar uang tersebut untuk si pelayan.
Ada kalanya kita tidak melihat apa yang melekat pada tubuh seseorang saja sebagai penilaian. Bukan hal yang bagus untuk meremehkan seseorang karena melihat penilaian dari luar, Anda tidak akan pernah tahu pada beberapa waktu yang akan datang, seseorang yang Anda remehkan bisa jadi merupakan pengantar rejeki yang tak terduga.
Sumber : www.iphincow.com
Seorang pelayan perempuan menghampiri anak kecil itu lalu memberikan buku menu makanan. Pelayan tersebut agak heran mengapa anak kecil itu berani masuk ke dalam rumah makan yang mahal, padahal dari penampilannya, pelayan itu tidak yakin bahwa sang anak kecil mampu membayar makanan yang ada.
“Berapa harga es krim yang diberi saus strawberry dan cokelat?” tanya sang anak kecil.
Sang pelayan menjawab, “Lima puluh ribu,”
Anak kecil itu memasukkan tangan ke dalam saku celana lalu mengambil beberapa receh dan menghitungnya. Lalu dia kembali bertanya, “Kalau es krim yang tidak diberi saus strawberry dan cokelat?”
Si pelayan mengerutkan kening, “Dua puluh ribu,”
Sekali lagi anak kecil itu mengambil receh dari dalam saku celananya lalu menghitung. “Kalau aku pesan separuh es krim tanpa saus strawberry dan cokelat, berapa?”
Kesal dengan kelakuan pembeli kecil itu, pelayan menjawab dengan ketus, “Sepuluh ribu!”
Sang anak lalu tersenyum, “Baiklah aku pesan itu saja, terima kasih!”
Pelayan itu mencatat pesanan lalu menyerahkan pada bagian dapur lalu kembali membawa es krim pesanan. Anak itu tampak gembira dan menikmati es krim yang hanya separuh dengan suka cita. Dia melahap es krim sampai habis. Kemudian sang pelayan kembali datang memberikan nota pembayaran.
“Semua sepuluh ribu, bukan?” tanya anak itu lalu membayar es krim pesanannya dengan setumpuk uang receh. Wajah sang pelayan tampak masam karena harus menghitung ulang receh-receh itu. Lalu sang anak mengeluarkan selembar uang lima puluh ribu dari saku celana belakangnya, “dan ini tips untuk Anda!” ujar sang anak sambil menyerahkan selembar uang tersebut untuk si pelayan.
Ada kalanya kita tidak melihat apa yang melekat pada tubuh seseorang saja sebagai penilaian. Bukan hal yang bagus untuk meremehkan seseorang karena melihat penilaian dari luar, Anda tidak akan pernah tahu pada beberapa waktu yang akan datang, seseorang yang Anda remehkan bisa jadi merupakan pengantar rejeki yang tak terduga.
Sumber : www.iphincow.com
Renungan untuk orang baik........
MENGAPA ORANG BAIK SERING TERSAKITI?
Karena orang baik selalu mendahulukan orang lain. Dalam ruang kebahagiaannya, ia tak menyediakan untuk dirinya sendiri, kecuali hanya sedikit.
MENGAPA ORANG BAIK KERAP TERTIPU?
Karena orang baik selalu memandang orang lain tulus seperti dirinya. Ia tak menyisakan sedikitpun prasangka bahwa orang yang ia pandang penyayang mampu mengkhianatinya.
MENGAPA ORANG BAIK ACAP DINISTA?
Karena orang baik tak pernah mau membalas. Ia hanya menerima, meski bukan dia yang memulai perkara.
MENGAPA ORANG BAIK SERING MENETESKAN AIR MATA?
Karena orang baik tak ingin membagi kesedihannya. Ia terbiasa mengobati sendiri lukanya, dan percaya bahwa suatu masa Yang Maha Kuasa akan mengganti kesabarannya.
NAMUN ORANG BAIK TAK PERNAH MEMBENCI YANG MELUKAINYA.
Karena orang baik selalu memandang bahwa di atas semua, Yang Maha Kuasa lah hakikatnya. Jika orang tersebut digiring, bagaimana ia akan mendebat kehendak-NYA
Itu sebabnya orang baik tak memiliki almari dendam dalam kalbunya.
Jika kau buka laci-laci di hatinya, akan kau temukan hanya Cinta-Kasih yang dimilikinya.
"Anda pasti salah satu dari ORANG YANG BAIK itu...."
Semoga bermanfaat....
www.pendidikankarakter.com
Selasa, 08 Desember 2015
SENYUM FAJAR
--untuk rekan-rekan notaris dan PPAT seantero nusantara
menyeruput pagi di fajar yang merindu pada segumpal senyum
padahal semalam masih menyisir mimpi yang tersisa dan seakan belum usai
wahai pagi
bolehkah kuteguk asa di gelas-gelas
tempat kami berwadah?
INI, IPPAT
dan INC kami
yang harmonis
senantiasa
mengumbar senyum manis
entaskan humanis
yang sarkatis
bahwa
fajarku kan melulu
menggores
indah
padang, 08.12.2015 suatu pagi menuju aktivitas
--untuk rekan-rekan notaris dan PPAT seantero nusantara
menyeruput pagi di fajar yang merindu pada segumpal senyum
padahal semalam masih menyisir mimpi yang tersisa dan seakan belum usai
wahai pagi
bolehkah kuteguk asa di gelas-gelas
tempat kami berwadah?
INI, IPPAT
dan INC kami
yang harmonis
senantiasa
mengumbar senyum manis
entaskan humanis
yang sarkatis
bahwa
fajarku kan melulu
menggores
indah
padang, 08.12.2015 suatu pagi menuju aktivitas
Sabtu, 05 Desember 2015
Waktu Dan Cinta
Alkisah di suatu pulau kecil, tinggalah berbagai macam benda-benda abstrak. Ada Cinta, Kesedihan, Kekayaan, Kegembiraan, dsb. Mereka hidup berdampingan dengan baik.
Namun suatu ketika, datang badai menghempas pulau kecil itu, dan air laut tiba-tiba naik, akan menenggelamkan pulau tersebut. Semua penghuni mulai cepat-cepat berusaha menyelamatkan diri masing-masing. Cinta mulai kebingungan, karena ia tidak cheap generic cialis dapat berenang dan tidak memiliki perahu. Ia berdiri di tepi pantai untuk mencoba mencari pertolongan.
Sementara itu, air makin naik membasahi kaki cinta.
Tak lama kemudian, Cinta melihat Kekayaan sedang mendayung perahu.
“Kekayaan, Kekayaan, tolong aku”, teriak Cinta.
“Aduh maaf cinta, perahuku telah penuh dengan harta bendaku. Aku tidak dapat membawamu, nanti perahuku tenggelam. Lagipula tidak ada lagi tempat bagimu di perahu ini”, kata Kekayaan.
Lalu kekayaan kembali bergegas mendayung perahunya untuk pergi. Cinta merasa sedih sekali.
Namun kemudian Cinta melihat Kegembiraan lewat dengan perahunya.
“Kegembiraan, tolong aku”, teriak Cinta. Namun Kegembiraan terlalu gembira karena ia dapat menemukan perahu, sehinga ia tidak mendengar teriakan Cinta. Air semakin tinggi membasahi Cinta sampai ke pinggangnya, sehingga Cinta semakin panik.
Tidak lama kemudian, lewatlah Kecantikan. “Kecantikan, bawalah aku bersamamu”, pinta Cinta.
“Wah Cinta, lihatlah. Kamu basah dan kotor, aku tidak bisa membawamu ikut. Nanti kamu mengotori perahuku yang indah ini”, sahut Kecantikan.
Cinta sedih sekali mendengarnya, ia mulai menangis terisak-isak.
Saat itu lewatlah Kesedihan, “Wahai Kesedihan, bawalah aku bersamamu”, Cinta meminta untuk ikut bersamanya.
“Maaf Cinta, aku sedang sedih, dan aku ingin sendirian saja”, kata Kesedihan sambil terus mengayuh perahunya.
Cinta putus asa, ia merasakan air makin naik dan akan menenggelamkannya.
Pada saat itu terdengar suara, “Cinta, mari cepat naik ke perahuku”.
Cinta menoleh ke arah suara tersebut, dan melihat seorang tua dengan perahunya. Dengan cepat-cepat Cinta langsung menaiki perahu tersebut tepat sebelum air menenggelamkannya.
Di pulau terdekat, orang tua tersebut menurunkan Cinta dan segera pergi.
Pada saat itu barulah ia sadar bahwa ia sama sekali tidak mengetahui siapakah orang tua yang telah memberi pertolongan sehingga dirinya selamat.
Cinta segera menanyakan pada seorang penduduk di pulau tersebut, siapa sebenarnya orang tua tadi.
“Pak, siapakah orang tua tadi??”, tanya Cinta.
“Oh, orang tua tadi?! Dia adalah sang waktu”, kata penduduk.
“Tapi mengapa ia menyelamatkanku? Aku tidak mengenalnya, bahkan teman-teman yang mengenalku pun enggan menolongku”, Cinta heran.
Dan penduduk itu pun menjawab, “Hanya waktulah yang tahu, berapalah nilai yang sesungguhnya dari Cinta itu”.
Sumber : http://kisahkisah.com/5517/waktu-dan-cinta/
Sabtu, 28 November 2015
ARTIKEL OPINI:
RETROSPEKSI "BANTING HARGA" DAN PERSAINGAN TIDAK SEHAT DALAM INTERNAL NOTARIS
*) Hendra Idris (Udho Boy Hendra), adalah Notaris dan PPAT di Padang, Staf Pengajar Program Pascasarjana Magister Kenotariatan (MKn) FH Unand, Anggota Majelis Pengawas Daerah (MPD) Notaris Kota Padang (2012-2015), Ketua Pengurus Wilayah INI Sumbar (2013-2016).
RETROSPEKSI "BANTING HARGA" DAN PERSAINGAN TIDAK SEHAT DALAM INTERNAL NOTARIS
Oleh Hendra Idris *)
SALAH satu "penyakit notaris" yang tidak bisa atau sulit dihilangkan dari tahun ke tahun, adalah, pertama, membanting harga hingga titik terendah. Kedua, menjelekkan sesama rekan sejawat dengan maksud mengangkat kehebatan diiri sendiri. Ketiga, nafsu memupuk kekayaan secara berlebihan.Keempat, tidak adanya membaca teori teori hukum keperdataan serta minimnya membaca aturan perundangan-undangan berkaitan dengan kenotariatan. Dan, tentu saja, sangat jarang membaca buku buku kenotariatan. Kelima, meremehkan penyelenggaraan acara seminar, pelatihan kenotariatan serta sosialisasi undang undang kenotariatan yang diselenggarakan oleh organisasi tunggal notaris (baca: Ikatan Notaris Indonesia /INI) atau organisasi PPAT (baca :Ikatan Pejabat Pembuat Akta Tanah/ IPPAT). Dan keenam, perampasan klien oleh rekan notaris, dengan cara menjelekkan rekan notaris awal.
Ada alasan ketujuh ---dan ini baru muncul kemudian--- yaitu semenjak semakin banyak Program Magister Kenotariatan (MKn) oieh Perguruan Tinggi swasta, yang tumbuh bak jamur. Pemaksaan kelulusan si mahasiswa oleh Petinggi Prodi MKn, tetapi mengabaikan kualitas diri si mahasiswa dengan kurikulum yang keliru (salah menerapkan makna "keahlian kenotariatan").
Ketujuh hal hal di atas, seakan menjadi rahasia umum bagi para notaris, terhadap rekan sejawat.Namun ironisnya, hal itu pun seolah dibiarkan tumbuh subur, bahkan berkembang kian melebar.
Kenapa ini bisa terjadi?
Sejatinya, alasan alasan kenapa ini bisa terjadi:
Pertama, karena takut kehilangan pendapatan dan/atau kehilangan klien sehingga mengganggu pemasukan keuangan kantor si notaris. Kedua, masih adanya terselubung sifat SMS (susah melihat rekan senang, atau senang melihat rekan susah di segelintir oknum notaris). Ketiga, tidak merasa penting lagi ilmu ilmu hukum, tetapi merasa lebih penting ilmu melobi dan ilmu marketing atau sales, sehingga cenderung lebih banyak mengarah ke bisnis atau komersil ketimbang khitah sebagai pejabat yang terhormat sebagaimana Pasal 1868 KUHPerdata dan Undang -undang Jabatan Notaris (UU No 30 /2004 jo UU No 2 /2014-pen) serta Peraturan Jabatan PPAT (PP No 37 Tahun 1998-pen).Keempat, sedikit mengasah diri pada saat magang sebelum dilantik jadi notaris, bahkan ada yang cuma dengan bekal surat keterangan magang untuk memohon pengangkatan notaris tanpa pernah ikut magang, atau ada ikut magang tetapi tak mengasah kemampuan diri dan seakan tak sadar manfaat bagi diri si calon notaris, ditambah Si Notaris tempat menerima magang tak mampu mendidik secara baik dan maksimal. Kelima, lemahnya kurikulum praktik dan etika, dalam masa kuliah MKn, oleh Penyelenggara MKn. Keenam, Gengsi dan Gaya Hidup yang over. Ketujuh, sebagian kecil oknum Notaris, merasa senang bisa mengambil atau marampas klien notaris lain, untuk diambil jadi klien si oknum notaris tersebut.Kedelapan, aura bank begitu menggoda dan membanggakan.
Dengan beberapa uraian di atas, banyak sekali Notaris, yang setelah dilantik, berpikir pragmatis. Bagaimana melanggengkan klien, membina klien, tetapi kadang melecehkan rekan sejawat Notaris, terutama jika adanya pertemuan dengan Mitra Perbankan. Tidak sedikit Notaris diperdaya atau diadu domba oleh klien, termasuk rekanan atau mitra.
Dalam pelbagai pertemuan sesama rekan sejawat, misalnya, tak jarang oknum notaris saling tak acuh dan seolah tidak saling kenal, di hadapan Mitra Perbankan.
Prinsip sempit Para Notaris yang sangat keliru sampai saat ini, banyak mematri diri sebagian oknum notaris "Merebut jadi rekanan Bank, Leasing dll, dengan cara membanting harga atau biaya hingga titik terendah, mengalahkan harga atau biaya yg telah disoodorkan rekan Notaris terdahulu, yang masih aktif jadi rekanan Bank atau leasing tersebut."
Lemahnya etika ini, karena --seperti hal di atas--- kurangnya (atau enggan) membaca atau mengulang-ulang dengan baik serta meresapi ke dalam kehidupan pribadi pelajaran atau aturan Kode Etik Notaris yang sudah dipelajari semasa kuliah, yang sama-sama diketahui sebagai salah satu syarat untuk diangkat jadi Notaris.
Berangkat dari paparan-paparan di atas, menurut hemat penulis, ada hal yang menjadi benang merah kenapa fenomena pembantingan harga dan persaingan tidak sehat itu makin membuncah dan tumbuh kian subur, Yakni, begitu banyaknya pendidikan kenotariatan dan semakin mudahnya menjadi notaris saat ini. Hal lain, menumpuknya notaris di suatu daerah tertentu, sehingga pembagian kue yang semakin mengecil menyebabkan sesama rekan sejawat saling sikut, untuk sama sama menyelamatkan diri masing-masing dengan tameng atau dalih : " untuk membiayai operasional kantor".
Akibat persaingan ini, kadang mengabaikan keluhuran martabat atau jabatan, sehingga tak jarang mengabaikan Rukun dalam formalitas akta sebagaimana UUJN.
Banyak yang tak menyadari, "Kriminalisasi Notaris", semakin melebarkan jurang bagi notaris, yang seakan sudah terlena (dan asyik) dengan persaingan tidak sehat selama ini.
Akhirnya, dalam tulisan sederhana ini, penulis menyarankan kepada seluruh Notaris, agar : pertama, jagalah khitah sebagai pejabat yang bermartabat dan terhormat, kedua, jagalah harmonisasi sesama rekan sejawat dan hilangkan perasaan persaingan tidak sehat dan saling menjauhkan, Ketiga, jadilah konsultan hukum yang baik bagi masyarakat pemakai jasa notaris, tanpa perlu membanting harga pada titik terendah, Keempat, teruslah luangkan waktu membaca buku buku hukum dan aturan perundang-undangan minimal yang kongruen atau sinkron dengan kenotariatan sebagai salah satu kekuatan diri. Kelima, upayakan asah ilmu pengetahuan dengan mengikuti .segala acara pelatihan yang diselenggarakan oleh organisasi (INI dan IPPAT-pen). Keenam, kembalikan pendidikan kenotariatan ke spesialis. Atau, jika tetap program MKn juga, sebaiknya lebih memperbanyak mata kuliah praktik, ketimbang mata kuliah teori. Dan, hendaknya, tesis hanya dijadikan sebagai mata kuliah pilihan saja,, bukan lagi mata kuliah wajib, seperti yang terjadi di seluruh PT Penyelenggara Prodi MKn selama ini.
Semoga bermanfaat.
*) Hendra Idris (Udho Boy Hendra), adalah Notaris dan PPAT di Padang, Staf Pengajar Program Pascasarjana Magister Kenotariatan (MKn) FH Unand, Anggota Majelis Pengawas Daerah (MPD) Notaris Kota Padang (2012-2015), Ketua Pengurus Wilayah INI Sumbar (2013-2016).
LUKISAN GEMURUH CINTA
--untuk seseorang
Puisi Udho Boy Hendra
kuas-kuas tentangmu semakin mengumbar di kanvas suci
memamer pelangi diaksesori rindu
kausung asa
demi esok yang kita songsong
dan mematut garis mengenai rasa yang kian memburu
: takkan bertepi, mematutmu!
raut wajahmu menggemuruh
selalu berkisah tentang menggunungnya tumpukan asmara
yang seakan memenuh kanvas sayangku
warna-warni harapmu
membuai lukisan kita yang kian merona
: yang tak lagi abstrak
wahai, rindu
wajahmu di kanvas hidupku
semakin dalam
melengket dan menghias
dalam detak nadi
yang seolah makin dalam dan kencang berdenyut
marilah ikrarkan dalam kanvas nan tiada noktah, wahai rinduku!
padang, 28.01.2015
--untuk seseorang
Puisi Udho Boy Hendra
kuas-kuas tentangmu semakin mengumbar di kanvas suci
memamer pelangi diaksesori rindu
kausung asa
demi esok yang kita songsong
dan mematut garis mengenai rasa yang kian memburu
: takkan bertepi, mematutmu!
raut wajahmu menggemuruh
selalu berkisah tentang menggunungnya tumpukan asmara
yang seakan memenuh kanvas sayangku
warna-warni harapmu
membuai lukisan kita yang kian merona
: yang tak lagi abstrak
wahai, rindu
wajahmu di kanvas hidupku
semakin dalam
melengket dan menghias
dalam detak nadi
yang seolah makin dalam dan kencang berdenyut
marilah ikrarkan dalam kanvas nan tiada noktah, wahai rinduku!
padang, 28.01.2015
Kamis, 26 November 2015
UNTUKMU RERIMBUN ASA
Puisi Udho Boy Hendra
sejumput waktu kaucuri dari sebongkah hati
yang sekian lama telah kuyu dan lusuh
berselimut akan derai tukak
yang seakan memar dan basah
meski wajah berpoleskan setumpuk girang
berbilang-bilang
mengumbar perih
lantas, selintas rasa kautandu membubung
memuncak tatkala detak raga menyongsong rona memerah
melulu menggamit seulas senyum di balik
kengiluan amor, yang sekian lama
melukis kehampaanku
untukmu rerimbun
dan hadirmu bagiku adalah segunduk wajah nan berseri
menyinarkan segumpal rindu pada
pawai bernama cinta
asmara yang tiada tara
bersenang-senanglah walau luka masih tersisa
di ruang batin nan rindang
padang, 26112015
Puisi Udho Boy Hendra
sejumput waktu kaucuri dari sebongkah hati
yang sekian lama telah kuyu dan lusuh
berselimut akan derai tukak
yang seakan memar dan basah
meski wajah berpoleskan setumpuk girang
berbilang-bilang
mengumbar perih
lantas, selintas rasa kautandu membubung
memuncak tatkala detak raga menyongsong rona memerah
melulu menggamit seulas senyum di balik
kengiluan amor, yang sekian lama
melukis kehampaanku
untukmu rerimbun
dan hadirmu bagiku adalah segunduk wajah nan berseri
menyinarkan segumpal rindu pada
pawai bernama cinta
asmara yang tiada tara
bersenang-senanglah walau luka masih tersisa
di ruang batin nan rindang
padang, 26112015
Para Sahabatku yang dimuliakan Allah Subhanahu Wa Ta'ala...
Seberapapun Hebat, Besar, dan Pintar Seseorang ....
Tetap kecil di hadapan Allah Subhanahu Wa Ta'ala ....
Maka, berhentilah Menyombongkan Diri dan Angkuh...
Stoplah merasa yang paling Hebat, Besar, dan Pintar ......
Jadilah manusia yang bersahaja, rendah hati dan berbuat Positif serta hindarkan meremehkan orang lain....
Memang baik menjadi Orang PENTING tetapi lebih penting menjadi ORANG BAIK...
Seberapapun Hebat, Besar, dan Pintar Seseorang ....
Tetap kecil di hadapan Allah Subhanahu Wa Ta'ala ....
Maka, berhentilah Menyombongkan Diri dan Angkuh...
Stoplah merasa yang paling Hebat, Besar, dan Pintar ......
Jadilah manusia yang bersahaja, rendah hati dan berbuat Positif serta hindarkan meremehkan orang lain....
Memang baik menjadi Orang PENTING tetapi lebih penting menjadi ORANG BAIK...
Kamis, 22 Oktober 2015
LABIRIN 2
--episode sarapan
Puisi Udho Boy Hendra
dalam tempurung
engkau sarapan angin sisa-sisa
bayu yang merasuk
pada pori-pori ventilasi
menghirup hidangan
di piring sarat jerebu
mengendus rasa syahdu
"kaubukalah jendela meski sekejap", bisik semut
di sudut dinding purba
dan pasrahlah
pada waktunya kau
akan lelah
padang, 22.10.2015
--episode sarapan
Puisi Udho Boy Hendra
dalam tempurung
engkau sarapan angin sisa-sisa
bayu yang merasuk
pada pori-pori ventilasi
menghirup hidangan
di piring sarat jerebu
mengendus rasa syahdu
"kaubukalah jendela meski sekejap", bisik semut
di sudut dinding purba
dan pasrahlah
pada waktunya kau
akan lelah
padang, 22.10.2015
LABIRIN
--masih tentang kabut asap
Puisi Udho Boy Hendra
gerombolanmu masih mengungkung
setia menyelimut
gerak tersiksa bagai kerakap
entah kapan kaupamit
masker-masker bertumpuk
laris terjual
dagangan lain membusuk
mencampur masker ternoda
waktu ringkih
mencium hama
batinpun hanya
bersohib akan sesak
warna-warnimu membias
ispa
betapa warga menggeletak
rumah sakit pun
menginfus pasienmu
perawatpun memasker diri
tersebab nestapamu,
wahai jerebu!
ya Allah, Dzat Maha Penolong
pertanda apa ini?
jerebu masih mengitar
melabirin
menyiksa anak anak bangsa
ya Rabb,
hasbunallah wani'mal wakiil
ni'ma maula..
wahai kabut asap, saatnya engkau bertaubat pd Allah
padang, 22.10.2015
--masih tentang kabut asap
Puisi Udho Boy Hendra
gerombolanmu masih mengungkung
setia menyelimut
gerak tersiksa bagai kerakap
entah kapan kaupamit
masker-masker bertumpuk
laris terjual
dagangan lain membusuk
mencampur masker ternoda
waktu ringkih
mencium hama
batinpun hanya
bersohib akan sesak
warna-warnimu membias
ispa
betapa warga menggeletak
rumah sakit pun
menginfus pasienmu
perawatpun memasker diri
tersebab nestapamu,
wahai jerebu!
ya Allah, Dzat Maha Penolong
pertanda apa ini?
jerebu masih mengitar
melabirin
menyiksa anak anak bangsa
ya Rabb,
hasbunallah wani'mal wakiil
ni'ma maula..
wahai kabut asap, saatnya engkau bertaubat pd Allah
padang, 22.10.2015
Jumat, 16 Oktober 2015
Di Rahasia Wajahmu
Puisi Udho Hendra
tiba-tiba detak jantungku berdetak
kencang
memacu
dan memburu
:kaukah yang bernama cinta
yang sekian lama
menyuruk?
kaukah yang
bernama rindu
pada tawa
gelak riuh
dan malu-malu?
kuharap
kaudatang
pada saat rindu
membubung
dan wajahmu
adalah detak
asmara
padang, 16102015
Kamis, 15 Oktober 2015
PIDATO
DALAM berpidato, bukan hanya penguasaan materi dan audience, serta pemilihan kata-kata yang bernas saja, akan tetapi juga pengaturan irama yang memikat (baca : intonasi suara) dan mempengaruhi audience agar memperhatikan kata demi kata sang Orator.
Sang orator yang baik, akan mengakhiri pidatonyo ketika audience tak berkedip memperhatikan dan mendengarkan sang orator berbicara, dan tak bergerak.posisi duduknya menyimak pesan-pesan sang orator yang padat isi dan berkualitas.
Tepuk tangan audience, tatkala si orator berpidato --baik di tengah maupun di akhir pidato--- merupakan bagian yang menandakan Si Orator telah mampu menjadi seorang orator yang mumpuni, yang seakan selalu ditunggu-tunggu...
(Udho Boy Hendra)
DALAM berpidato, bukan hanya penguasaan materi dan audience, serta pemilihan kata-kata yang bernas saja, akan tetapi juga pengaturan irama yang memikat (baca : intonasi suara) dan mempengaruhi audience agar memperhatikan kata demi kata sang Orator.
Sang orator yang baik, akan mengakhiri pidatonyo ketika audience tak berkedip memperhatikan dan mendengarkan sang orator berbicara, dan tak bergerak.posisi duduknya menyimak pesan-pesan sang orator yang padat isi dan berkualitas.
Tepuk tangan audience, tatkala si orator berpidato --baik di tengah maupun di akhir pidato--- merupakan bagian yang menandakan Si Orator telah mampu menjadi seorang orator yang mumpuni, yang seakan selalu ditunggu-tunggu...
(Udho Boy Hendra)
DI MANAKAH BINTANG
Puisi Udho Boy Hendra
di negeri ditutup daun-daun
tanpa senyum
menyaru
dan mengungkung cerita
tentang syair
di musim gugur
di gigilnya hawa
di manakah bintang
yang tulus
melukis senyum?
pohon-pohon hanya
tumbuh sia-sia
jatuh
dan disibukkan
basa basi tentang
rindunya kehangatan
usahlah kautanyakan lagi tawa para gemintang di negeri khatulistiwa
15102015
Puisi Udho Boy Hendra
di negeri ditutup daun-daun
tanpa senyum
menyaru
dan mengungkung cerita
tentang syair
di musim gugur
di gigilnya hawa
di manakah bintang
yang tulus
melukis senyum?
pohon-pohon hanya
tumbuh sia-sia
jatuh
dan disibukkan
basa basi tentang
rindunya kehangatan
usahlah kautanyakan lagi tawa para gemintang di negeri khatulistiwa
15102015
Rabu, 14 Oktober 2015
Minggu, 13 September 2015
WAJAH ASAP
Puisi Udho Boy Hendra
karut marut wajahmu
kian menyaru berselimutkan sesak nan menyiksa
secuil mimpi menyatroni debu
mengepul bersama seteru
laron
yang membuncahkan
rupa temaram awan
di siang nan legam
kala sang surya enggan bercerita tentang indahnya nur
tentang sinar yang menyilau
meski memerih
walau menyengat
kian menyaru berselimutkan sesak nan menyiksa
secuil mimpi menyatroni debu
mengepul bersama seteru
laron
yang membuncahkan
rupa temaram awan
di siang nan legam
kala sang surya enggan bercerita tentang indahnya nur
tentang sinar yang menyilau
meski memerih
walau menyengat
dan tak kulihat wajahmu dulu yang acap memandangku tatkala
risau tanpa nestapa
:"di mana wajahmu yang dibalut seuntai kisah yang mulus dulu?"
risau tanpa nestapa
:"di mana wajahmu yang dibalut seuntai kisah yang mulus dulu?"
pandanglah asap
di sana akan kaulihat mimpi yang membual
tentang wajah yang penuh luka
di sana akan kaulihat mimpi yang membual
tentang wajah yang penuh luka
sudahlah!
usaikan kisah itu, wahai jerebu
bahwa aku taklah seperti dulu
usaikan kisah itu, wahai jerebu
bahwa aku taklah seperti dulu
padang, 13.09.2015 jam 05.45 wib menanti fajar tiba selepas subuh mubarakah, saat kurindu berolahraga
Kamis, 03 September 2015
Dulu, di masa kanak-kanak ---sekira di umur sepuluhan ----aku memiliki sahabat baik yang bernama Irvan, atau acap kupanggil dengan panggilan kecilnya 'Pan'.
Ia tetangga rumah di depan denganku. Kami sering bermain kelereng, main patok lele, main cik mancik, main layang-layang, main bola,dll berbaur dengan teman lainnya. Bahkan, tak jarang, sesekali kami pernah bercakak (berkelahi), seperti masa kanak-kanak umumnya.
Aku sangat sering berkunjung ke rumahnya dan selalu bertemu saudara-saudaranya, termasuk orangtuanya. Yang paling sering bersua adalah dengan ibunya, yang biasa kami panggil dengan panggilan 'Etek' atau 'Tek'. Kebiasaan dulu, siapa pun akan aku panggil Etek, untuk ibu ibu di dekat rumahku (boleh dikata, semacam tradisi dan kelaziman). Jika diindonesiakan, Etek sama dengan Tante.
Begitulah.
Yang selalu kuingat, adalah kemarahan Etek --ibunya Irpan-- padaku dulu, sampai sekarang pun bikinku tergelak-gelak sendiri.
Etek marah dan menghardikku, setiap aku memanggil Irvan dan menanyakan pada Etek (untuk mengajak bermain-main).
Dulu, karena masa kecil, kadang aku sangat lugu dan dongok.
Apa yang membuat Etek marah?
"Tek.... Tek.... Ada Irvan, Tek...?"
atau kadang-kadang:
"Tek.. Tek... Ada Si Pan, Tek?"
Begitulah. Panggilanku pada Irvan, sama dengan kata kotor di Minang, oleh sebab itu bikin Etek marah padaku....
(Mohon izin dan mohon maaf, karena ini adalah cerita nyata).
INI CERITAKU, MANA CERITAMU ?
Ia tetangga rumah di depan denganku. Kami sering bermain kelereng, main patok lele, main cik mancik, main layang-layang, main bola,dll berbaur dengan teman lainnya. Bahkan, tak jarang, sesekali kami pernah bercakak (berkelahi), seperti masa kanak-kanak umumnya.
Aku sangat sering berkunjung ke rumahnya dan selalu bertemu saudara-saudaranya, termasuk orangtuanya. Yang paling sering bersua adalah dengan ibunya, yang biasa kami panggil dengan panggilan 'Etek' atau 'Tek'. Kebiasaan dulu, siapa pun akan aku panggil Etek, untuk ibu ibu di dekat rumahku (boleh dikata, semacam tradisi dan kelaziman). Jika diindonesiakan, Etek sama dengan Tante.
Begitulah.
Yang selalu kuingat, adalah kemarahan Etek --ibunya Irpan-- padaku dulu, sampai sekarang pun bikinku tergelak-gelak sendiri.
Etek marah dan menghardikku, setiap aku memanggil Irvan dan menanyakan pada Etek (untuk mengajak bermain-main).
Dulu, karena masa kecil, kadang aku sangat lugu dan dongok.
Apa yang membuat Etek marah?
"Tek.... Tek.... Ada Irvan, Tek...?"
atau kadang-kadang:
"Tek.. Tek... Ada Si Pan, Tek?"
Begitulah. Panggilanku pada Irvan, sama dengan kata kotor di Minang, oleh sebab itu bikin Etek marah padaku....
(Mohon izin dan mohon maaf, karena ini adalah cerita nyata).
INI CERITAKU, MANA CERITAMU ?
Selasa, 01 September 2015
MEMPERALAT ORANG (BERJIWA HACKER)
Oleh Hendra Idris / Udho Boy Hendra / Udho Boy Hendra II / Udho Boy Hendra Iii / Udho Boy Hendra IV
(Pengamat Media Sosial, Mantan Internet Marketer, murid Tung Desem Waringin (TDW) Sang Pelatih Sukses No 1 dan Mantan Cerpenis/Penyair)
PARA Sahabatku, dalam hidup dan berkehidupan, janganlah hendaknya berupaya "memperalat orang lain".
Yang disebut "memperalat" dalam konteks ini adalah: menyerupai orang yang diinginkan oleh seseorang dengan cara menghack, mencuri foto profil orang tersebut lalu ia jadikan foto profil ia sendiri.
Kepada komunitas yang sulit dilacak ia akan bertindak seolah menjadi orang yang ia hack atau curi, seakan itulah ia... Padahal itu palsu.
Komunitas yang gampang ia lakukan dan publikasikan adalah Sosmed yang labil dan tidak ketat, yakni blacberry mesenger (BBM), twitter, path, bahkan whatsApp, Line, WeChat dll. Sedangkan Facebook (FB), agak sulit dilakukan, mengingat utk pembuatan dan pemeliharaan akun ini sangat ketat.
Hack dalam tulisan ini adalah dalam arti luas yaitu, hack mencuri pribadi orang lain secara media atau online.
Apa alasan orang lain mencuri profil orang lain?
Ada beberapa alasan, antara lain:
1. Kepercayaan diri yang rendah;
2. Memiliki kebiasaan mencuri;
3. Kejujuran yang level nadir;
4. Iri dan dengki ; suka melihat orang susah, susah melihat orang senang;
5. Jiwa yang labil dan cenderung sakit ;
6. Tanggung jawab yang minim dan tingkat yang memprihatinkan;
7. Suka instan, mendapatkan sesuatu ingin mudah dan serba cepat (di kalangan mahasiswa ia dikenal sebagai pribadi yang ingin cepat tamat tetapi minim moral dan etika, pelbagai cara ia akan lakukan asal tercapai nafsunya);
8. Angka 7 di. atas, bagi si mahasiswa tersebut, ia cenderung mencemooh, mentertawakan dosen, mengolok-olok kepada temannya yang Lain);
9. ,Kebiasaan sedari kecil ketika sudah terbiasa dengan hidup mewah dan mendapat fasilitas serba cukup bahkan berlebih;
10. Moral rendah, agama memprihatinkan dan.etika sopan santun..
11. Kemandiran lemah;
12. Tidak suka berjuang.
D dalam group BBM, misalnya, Ia akan menjadi orang yang ia curi, bertindak seolah ia itu orang lain (yang dicurinya tersebut).
Di dalam tulis menulis, ia suka mencuri karya oran lain, seakan.karyanya sendiri.
Ia tak tahu, akan pelanggaran atau kejahatan Hak Cipta yang termasuk ke dalam Hak atas Kekayaan Intelektual (HAKI).
Ia takkan paham, hukumannya bertahun tahun dan denda ratusan juta rupiah..
Para sahabat, sejatinya, hindarkanlah hal hal di atas, dan jadilah diri sendiri.
Anda adalah apa yang Anda pikirkan...
Kenikmatan akan keberhasilan bukan pada hasil, tapi pada proses menuju keberhasilan itu, dan laluilah. Nikmatilah meski tertatih tatih.
Salam.
Padang, 01 September 2015
Udho Boy Hendra..
Oleh Hendra Idris / Udho Boy Hendra / Udho Boy Hendra II / Udho Boy Hendra Iii / Udho Boy Hendra IV
(Pengamat Media Sosial, Mantan Internet Marketer, murid Tung Desem Waringin (TDW) Sang Pelatih Sukses No 1 dan Mantan Cerpenis/Penyair)
PARA Sahabatku, dalam hidup dan berkehidupan, janganlah hendaknya berupaya "memperalat orang lain".
Yang disebut "memperalat" dalam konteks ini adalah: menyerupai orang yang diinginkan oleh seseorang dengan cara menghack, mencuri foto profil orang tersebut lalu ia jadikan foto profil ia sendiri.
Kepada komunitas yang sulit dilacak ia akan bertindak seolah menjadi orang yang ia hack atau curi, seakan itulah ia... Padahal itu palsu.
Komunitas yang gampang ia lakukan dan publikasikan adalah Sosmed yang labil dan tidak ketat, yakni blacberry mesenger (BBM), twitter, path, bahkan whatsApp, Line, WeChat dll. Sedangkan Facebook (FB), agak sulit dilakukan, mengingat utk pembuatan dan pemeliharaan akun ini sangat ketat.
Hack dalam tulisan ini adalah dalam arti luas yaitu, hack mencuri pribadi orang lain secara media atau online.
Apa alasan orang lain mencuri profil orang lain?
Ada beberapa alasan, antara lain:
1. Kepercayaan diri yang rendah;
2. Memiliki kebiasaan mencuri;
3. Kejujuran yang level nadir;
4. Iri dan dengki ; suka melihat orang susah, susah melihat orang senang;
5. Jiwa yang labil dan cenderung sakit ;
6. Tanggung jawab yang minim dan tingkat yang memprihatinkan;
7. Suka instan, mendapatkan sesuatu ingin mudah dan serba cepat (di kalangan mahasiswa ia dikenal sebagai pribadi yang ingin cepat tamat tetapi minim moral dan etika, pelbagai cara ia akan lakukan asal tercapai nafsunya);
8. Angka 7 di. atas, bagi si mahasiswa tersebut, ia cenderung mencemooh, mentertawakan dosen, mengolok-olok kepada temannya yang Lain);
9. ,Kebiasaan sedari kecil ketika sudah terbiasa dengan hidup mewah dan mendapat fasilitas serba cukup bahkan berlebih;
10. Moral rendah, agama memprihatinkan dan.etika sopan santun..
11. Kemandiran lemah;
12. Tidak suka berjuang.
D dalam group BBM, misalnya, Ia akan menjadi orang yang ia curi, bertindak seolah ia itu orang lain (yang dicurinya tersebut).
Di dalam tulis menulis, ia suka mencuri karya oran lain, seakan.karyanya sendiri.
Ia tak tahu, akan pelanggaran atau kejahatan Hak Cipta yang termasuk ke dalam Hak atas Kekayaan Intelektual (HAKI).
Ia takkan paham, hukumannya bertahun tahun dan denda ratusan juta rupiah..
Para sahabat, sejatinya, hindarkanlah hal hal di atas, dan jadilah diri sendiri.
Anda adalah apa yang Anda pikirkan...
Kenikmatan akan keberhasilan bukan pada hasil, tapi pada proses menuju keberhasilan itu, dan laluilah. Nikmatilah meski tertatih tatih.
Salam.
Padang, 01 September 2015
Udho Boy Hendra..
Minggu, 30 Agustus 2015
TARIANMU ITU
Puisi Udho Boy Hendra
bila sedang bermenung
kuacap memandangmu
dan engkau menari-nari berpendar, memutari seluruh stage yang beriak dan basah
jika lagi gulana
kuselalu jumawa tatkala sesekali kauselontorkan wajahmu yang jernih
menyambut kedatanganku
dan kau kembali meliuk-liukan tubuhmu nan sintal itu
ketika kudengar kau telah tiada
kuhanya mengumbar kesedihan
dan kolam tempat hidupmu pun kini raib dan berganti dengan tumpukan ketamakan seorang yang membenciku
aku tak lagi menyaksi tarian-tarian dan liuk-liukanmu itu
wahai ikan koi-ku
engkaukah bagian masa lampau yang masih tersisa?
padang, 30.08.2015 jam 12.52 seusai makan siang di sebuah rumah makan
Puisi Udho Boy Hendra
bila sedang bermenung
kuacap memandangmu
dan engkau menari-nari berpendar, memutari seluruh stage yang beriak dan basah
jika lagi gulana
kuselalu jumawa tatkala sesekali kauselontorkan wajahmu yang jernih
menyambut kedatanganku
dan kau kembali meliuk-liukan tubuhmu nan sintal itu
ketika kudengar kau telah tiada
kuhanya mengumbar kesedihan
dan kolam tempat hidupmu pun kini raib dan berganti dengan tumpukan ketamakan seorang yang membenciku
aku tak lagi menyaksi tarian-tarian dan liuk-liukanmu itu
wahai ikan koi-ku
engkaukah bagian masa lampau yang masih tersisa?
padang, 30.08.2015 jam 12.52 seusai makan siang di sebuah rumah makan
AMPAS DI SEBUAH NEGERI
Puisi Udho Boy Hendra
di sebuah negeri menggerombollah bergunduk sampah, mengeras dan melulu membusuk. saban hari menusuk hidung sesiapa berharap agar kian eliminir dan terberangus. tapi apa nyana? hanya setriliun asa hanya senadir tingkah
: kamuflase menafikan realitas bahwa ampas itu semakin membukit dan menyesakkan jarak pandang.suatu masa, seorang perempuan memerintah seorang laki-laki entah siapa, dan berujar:"Kaubakar gundukan itu, sekarang juga!"
bertriliun-trilun pinta dan harap hanya imitatif dan permisif bagi makhluk di negeri itu
ampas itu kian menyampah
tapi kapan musnah?
:tanyalah pada penguasa yang sedang memerintah
padang, 30.08.2015 pukul 10.00 wib
Puisi Udho Boy Hendra
di sebuah negeri menggerombollah bergunduk sampah, mengeras dan melulu membusuk. saban hari menusuk hidung sesiapa berharap agar kian eliminir dan terberangus. tapi apa nyana? hanya setriliun asa hanya senadir tingkah
: kamuflase menafikan realitas bahwa ampas itu semakin membukit dan menyesakkan jarak pandang.suatu masa, seorang perempuan memerintah seorang laki-laki entah siapa, dan berujar:"Kaubakar gundukan itu, sekarang juga!"
bertriliun-trilun pinta dan harap hanya imitatif dan permisif bagi makhluk di negeri itu
ampas itu kian menyampah
tapi kapan musnah?
:tanyalah pada penguasa yang sedang memerintah
padang, 30.08.2015 pukul 10.00 wib
Minggu, 23 Agustus 2015
MELEWATI FAJAR
Udho Boy Hendra
kau tiba setelah berbilang masa aku tak lagi mengingatmu, mungkin tiada berhingga
: padahal kau selalu ada
dulu kau kusonsong saat malam pamit
lalu menyambutmu dengan sinar pesan sang surya
ketika kausingsingkan lengan
kau hidang kehangatan di wadah cahaya yang hendak kusantap
kauhamparkan embunmu
titik demi titik
: masih adakah rasa maafmu untukku, wahai fajar, yang melewatimu
begitu saja saban pagi?
padang, 09.06.2015 jam 06.13 WIB
Udho Boy Hendra
kau tiba setelah berbilang masa aku tak lagi mengingatmu, mungkin tiada berhingga
: padahal kau selalu ada
dulu kau kusonsong saat malam pamit
lalu menyambutmu dengan sinar pesan sang surya
ketika kausingsingkan lengan
kau hidang kehangatan di wadah cahaya yang hendak kusantap
kauhamparkan embunmu
titik demi titik
: masih adakah rasa maafmu untukku, wahai fajar, yang melewatimu
begitu saja saban pagi?
padang, 09.06.2015 jam 06.13 WIB
MENJILAT JELANTA
Udho Boy Hendra
di dapur itu kaugoreng ikan yang menginap beberapa malam di dalam kulkas purba
kautuang jelanta sisa semalam
tanpa sesal
padahal bau amis mencucuk hidung para jiran
yang tak sabar menumbuk dinding
hingga memekakkan jiwa raga
tetamu menunggu di ruang yang tersekat rikuh
terkekang kerakap
yang pengap
memenggal rasa sabar
: mengapa engkau biar mereka
memekik sembari menderitkan sofa lusuh?
sedangkan di sudut hati yang risau seakan kaujilati jelanta
yang semakin gelap dan.berwarna
legam
padang, 07.06.2015 jam 23.23 WIB
Udho Boy Hendra
di dapur itu kaugoreng ikan yang menginap beberapa malam di dalam kulkas purba
kautuang jelanta sisa semalam
tanpa sesal
padahal bau amis mencucuk hidung para jiran
yang tak sabar menumbuk dinding
hingga memekakkan jiwa raga
tetamu menunggu di ruang yang tersekat rikuh
terkekang kerakap
yang pengap
memenggal rasa sabar
: mengapa engkau biar mereka
memekik sembari menderitkan sofa lusuh?
sedangkan di sudut hati yang risau seakan kaujilati jelanta
yang semakin gelap dan.berwarna
legam
padang, 07.06.2015 jam 23.23 WIB
MENGOKANG LARAS
Uda Boy Hendra
I
laras yang kaukokang
kauletuskan membidik kepalsuan
mengarah pada tubuh kemunafikan
: menembus jiwa keserakahan!
II
dan selongsong peluru pun menembus tangis keberpura-puraannya
sebelum ia
menggerumas jeritan imitatif
: biarkanlah darahnya memuncrat !
III
kautembak saja kezaliman yang telah ia pertontonkan
: karena ia celeng di belantaramu
sesungguhnya!
padang, 10.06.2015
Uda Boy Hendra
I
laras yang kaukokang
kauletuskan membidik kepalsuan
mengarah pada tubuh kemunafikan
: menembus jiwa keserakahan!
II
dan selongsong peluru pun menembus tangis keberpura-puraannya
sebelum ia
menggerumas jeritan imitatif
: biarkanlah darahnya memuncrat !
III
kautembak saja kezaliman yang telah ia pertontonkan
: karena ia celeng di belantaramu
sesungguhnya!
padang, 10.06.2015
Sabtu, 22 Agustus 2015
PUISI
Udho Boy Hendra
usahlah kaumuncratkan
tentang parade kegundahan tentang cahaya
:bahwa cahaya tak mungkin berdusta
akhiri tentang celoteh mengenai temaramnya sinar
: bahwa sinar mustahil berbohong
entaskan bejibun dusta terhadap temaram sinar dan cahaya
: "malam, usaikan ocehanmu.yang imitatif dan agitatif!"
ketika bulan memancar senyum
malam semakin larut
menafikan
semburat nur
padang, 22.08.2015 jam 21.06 wib
Udho Boy Hendra
usahlah kaumuncratkan
tentang parade kegundahan tentang cahaya
:bahwa cahaya tak mungkin berdusta
akhiri tentang celoteh mengenai temaramnya sinar
: bahwa sinar mustahil berbohong
entaskan bejibun dusta terhadap temaram sinar dan cahaya
: "malam, usaikan ocehanmu.yang imitatif dan agitatif!"
ketika bulan memancar senyum
malam semakin larut
menafikan
semburat nur
padang, 22.08.2015 jam 21.06 wib
Puisi
sejumput waktu yang hilang, di.mana
ruang untuk memeluk peluang
segumpal masa telah lenyap, di mana
rongga buat mendekap rasa
telah terpenggal
di mana sejumput masa
dan di mana segumpal waktu?
bahwa masa dan waktu adalah
sepenggal ampas yang ditelan
kedustaan yang kaupawaikan
saban detik, menit, jam, hari, minggu dan bulan
dan
melulu
biarlah belalu
ndilala saja
padang, 22.08.2015
sejumput waktu yang hilang, di.mana
ruang untuk memeluk peluang
segumpal masa telah lenyap, di mana
rongga buat mendekap rasa
telah terpenggal
di mana sejumput masa
dan di mana segumpal waktu?
bahwa masa dan waktu adalah
sepenggal ampas yang ditelan
kedustaan yang kaupawaikan
saban detik, menit, jam, hari, minggu dan bulan
dan
melulu
biarlah belalu
ndilala saja
padang, 22.08.2015
Jumat, 21 Agustus 2015
Renungan:
Saat ajal tiba, lepaslah semua jabatan, harta, kebanggaan DUNIA kita...
Ketika jasad kita dimandikan, keluarga terdekat berusaha menutupi aib kita...
Ketika jasad kita dimandikan, keluarga terdekat berusaha menutupi aib kita...
Kita hanya pergi menghadap Allah SWT dg sehelai kain kafan, ditanam, ditimbun oleh tumpukan tanah...dan setelah itu para pelayat meninggalkan kita sendirian.
Tinggal lah kita dalam ruang gelap, pengap dan sempit. ..
Tinggal lah kita dalam ruang gelap, pengap dan sempit. ..
Meninggal tdk menunggu tobat... Maka sebelum terlambat..bertobatlah. .JANGAN TUNDA!
BILA AJAL TIBA TAK GUNA PENYESALAN...
Para Sahabatku...
Sekadar mengingatkan....
Sekadar mengingatkan....
Di sela sela kesibukan bekerja, mengais rezeki, utk keluarga, dengan ikhlas, teruslah beribadah, sempatkanlah waktu longgar Para Sahabat utk membaca Al Quran, di mana saja, minimal setelah shalat 5 waktu atau minimal sekali dalam sehari.
Jangan sia-siakan waktu Para Sahabat, hanya asyik mengutak atik HP, membuka, aplikasi FB, BBM, Whats Apps, Line, We Chat, Insta Gram, Path, Sejumlah Games, menghabiskan waktu tertawa tawa, senang senang, senyum-senyum sendiri, sembari tidur-tiduran, dll..
Jangan sia-siakan waktu Para Sahabat, hanya asyik mengutak atik HP, membuka, aplikasi FB, BBM, Whats Apps, Line, We Chat, Insta Gram, Path, Sejumlah Games, menghabiskan waktu tertawa tawa, senang senang, senyum-senyum sendiri, sembari tidur-tiduran, dll..
Sudahkah Para Sahabat menginstal aplikasi Al Quran di Play Store, Handphone Para Sahabat????
Buka HP, habiskan waktu membaca Al Quran.... di manapun Para Sahabat berada.
Dan saat di rumah, baca kembali Al Quran yg ada di rumah....
Buka HP, habiskan waktu membaca Al Quran.... di manapun Para Sahabat berada.
Dan saat di rumah, baca kembali Al Quran yg ada di rumah....
JIka bukan sekarang, kapan lagi....?
Sadarlah.... ! Tobatlah....! Mulai sekarang!
Semoga bermanfaat..!!!
Para Sahabatku,
Siapapun meremehkan, menghina bahkan menghujat Para Sahabat, jangan lawan dan jangan down.. Karena, saat itulah Para Sahabat "Bangkit Tanpa Beban". Lakukan sesuatu yang positif, dan saatnya Para Sahabat membuktikan kepada Para Penghina, atau Para Penghujat, bahwa Para Sahabat 'benar' di hadapan Allah Swt....
Sebaliknya, saat siapapun yang memuji-muji dan/atau menyanjung Para Sahabat, jangan "Lupa Diri". Bersegeralah "Mewawas Diri", karena Para Sahabat, akan dihadapkan kelak oleh sejumlah upaya untuk menghancurkan Para Sahabat (secara implisit) dan Mencaci Maki Para Sahabat suatu ketika.
Maka yakinkan Para Pemuja, dengan segala kerendahan hati Para Sahabat bahwa kita berjalan di jalan kebenaran atas izin Allah Swt. Jangan eforia dan jumawa.
Maka yakinkan Para Pemuja, dengan segala kerendahan hati Para Sahabat bahwa kita berjalan di jalan kebenaran atas izin Allah Swt. Jangan eforia dan jumawa.
Salam Semangat!
Udho Hendra.
12 April 2015
12 April 2015
Para Sahabat,
Jangan pernah mendoakan yang jelek/buruk terhadap seseorang. ---sebejat apapun dia, sesalah apapun ia, sebesar apapun ia telah melukai hati Para Sahabat--- karena dengan doa yg jelek/buruk pada seseorang itu, secara langsung akan berpindahlah dosa orang itu kepada Para Sahabat.
Maka, berdoalah yg baik pada orang itu, supaya ia bertobat dan dibukakan pintu rahmat oleh Swt.
Maka, berdoalah yg baik pada orang itu, supaya ia bertobat dan dibukakan pintu rahmat oleh Swt.
Semoga bermanfaat.
Jika berkenan, silakan share.
Jika berkenan, silakan share.
Salam Semangat!
Udho Hendra
13 April 2015
13 April 2015
Sudah hampir 25 kali donor darah sejak 2007 (rata-rata 3 kali setahun) hingga kini, ada beberapa manfaat yang saya pribadi rasakan, setelah donor, antara lain :
1. Jarang mengkonsumsi obat kimia bila mengalami sakit atau demam ;
2. Berat badan relatif seimbang:
3. Tensi alhamdullilah relatif normal (rerata. 90/120);
4. Terasa munculnya darah baru setelah mendonorkan. (1 kantung tiap donor);
5. Semakin segar;
6. Keinginan donor 3-4 bulan selalu ditunggu;
7. Mendapatkan penghargaan dari PMI secara bertingkat : 10 kali, 25, kali, 50 kali, 100 kali;
8. Mendapat perlakuan istimewa jika suatu waktu menderita sakit lalu butuh darah;
9. Kepuasan setetes darah bermanfaat menyelamatkan nyawa sesama.
1. Jarang mengkonsumsi obat kimia bila mengalami sakit atau demam ;
2. Berat badan relatif seimbang:
3. Tensi alhamdullilah relatif normal (rerata. 90/120);
4. Terasa munculnya darah baru setelah mendonorkan. (1 kantung tiap donor);
5. Semakin segar;
6. Keinginan donor 3-4 bulan selalu ditunggu;
7. Mendapatkan penghargaan dari PMI secara bertingkat : 10 kali, 25, kali, 50 kali, 100 kali;
8. Mendapat perlakuan istimewa jika suatu waktu menderita sakit lalu butuh darah;
9. Kepuasan setetes darah bermanfaat menyelamatkan nyawa sesama.
Bagi Anda yang sehat jasmani rohani, kenapa tak berpikir melakukan hal serupa.?
Bayangkan jika Para Sahabat, saudara Para Sahabat, atau Sanak Famili Para Sahabat, teman Para Sahabat, sangat membutuhkan darah..... Apa yang Para Sahabat lakukan??
Banyak orang kalang kabut, tatkala peristiwa buruk (saat butuh darah)....
Banyak orang kalang kabut, tatkala peristiwa buruk (saat butuh darah)....
"Prosentase kebutuhan akan darah tiap hari lebih tinggi ketimbang persediaan darah atau kesadaran utk melakukan donor, " tukas seorang petugas PMI.
Semoga status ini menginspirasi bagi para calon pendonor lain.
JAUHI DARI RASA AMARAH, DENDAM DAN SAKIT HATI PADA YANG MENDZHOLIMU, LALU MAAFKANLAH
Para Sahabatku yang Dimuliakan Allah Swt,
Jika kita didzholimi orang lain, bersabarlah. Tegaslah membentuk hubungan yang baik. Jauhi orang yang berperangai buruk, dan bersamalah orang yang baik, agar bisa selalu tolong menolong dalam kebaikan. Hilangkan amarah, kebencian dan dendam. Janganlah membalas dengan keburukan dan maafkanlah mereka, dengan setulus-tulusnya maaf, dan hanya kepada Allah-lah sebaik-baik penolong dan pelindung bagi kita.
Allah Ta’ala berfirman dalam QS. Ali Imran (3) : 159 yang artinya:
“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampunan bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya”. (Q.S. Ali-Imran: 159)
Dari Abu Hurairah ra, Nabi saw bersabda: “Tahukah kamu siapa yang bangkrut itu?”, mereka (sahabat) berkata: “Ya Rasulullah, orang yang bangkrut menurut kami ialah orang yang tidak punya kesenangan dan uang” (kemudian) Rasulullah menjawab: “Sesungguhnya orang yang bangkrut dari umatku ialah orang yang datang (pada hari kiamat) membawa pahala sholat, zakat, puasa dan haji. Sedang (ia) pun datang (dengan membawa dosa) karena memaki-maki orang, mengumpat, memfitnah, memukul orang, dan mengambil harta benda orang (hak–hak orang), maka kebaikan-kebaikan orang (yang mendzolimi) itu diambil untuk diberikan kepada orang-orang yang terdzolimi. Maka tatkala kebaikan orang (yang mendzolimi) itu habis, sedang hutang (kedzolimannya) belum terbayarkan, maka diambilkan kajahatan-kejahatan dari mereka (yang terdzolimi) untuk diberikan kepadanya (yang mendzolimi), kemudian ia (yang mendzolimi) dilemparkan kedalam neraka (HR. Muslim)
Para Sahabatku yang Dirahmati Allah Swt.,
Jangan pernah berpikir untuk membalas dendam. Jika kebencian itu menyeruak segera alihkan, pikirkan hal yang positif bahwa kamu sedang diuji sabar oleh Allah, kamu sedang diuji untuk ikhlas, dan kamu yakin bahwa skenario Allah selalu indah. Walaupun kita merasakan sakit namun akan selalu ada kebaikan-kebaikan yang Allah siapkan untuk kita. Hilangkan kebencian dan keinginan untuk membalas karena Allah yang akan membalasnya, Allah Maha Adil. Tidak ada satu hal pun yang lepas dari pantauanNya. Tidak ada satu kejahatan pun atau perbuatan buruk apapun yang tidak akan dibalas oleh-Nya. Jika kita difitnah oleh orang lain dan didzholimi, maka adukan dan pasrahkan kepada Allah. Jangan kotori hati dan jiwa kita untuk balas dendam atau menyimpan kebencian, amarah dan sakit hati. Ikhlaskan semuanya kepada Allah.
Jadikan ALLAH, satu satunya penolong dan pelindung. Allah menjanjikan dalam Surah Al-Thalaq ayat 2 dan 3, “Barang siapa yang bersungguh-sungguh mendekati Allah (bertaqwa), niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar bagi setiap urusannya, dan akan diberi rezeki dari tempat yang tidak disangka-sangka. Dan barang siapa yang bertawakal hanya kepada Allah, niscaya akan dicukupi segala kebutuhannya.”
Salah satu sifat mulia yang dianjurkan dalam Al Qur’an adalah sikap memaafkan:
خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِينَ
“Jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta jangan pedulikan orang-orang yang bodoh”. (QS. Al-A’raf 7:199)
خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِينَ
“Jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta jangan pedulikan orang-orang yang bodoh”. (QS. Al-A’raf 7:199)
Dalam ayat lain Allah berfirman:
وَلْيَعْفُوا وَلْيَصْفَحُوا أَلَا تُحِبُّونَ أَنْ يَغْفِرَ اللَّهُ لَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
“…dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak suka bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS. An Nuur, 24:22)
Mereka yang tidak mengikuti ajaran mulia Al Qur’an akan merasa sulit memaafkan orang lain. Sebab, mereka mudah marah terhadap kesalahan apa pun yang diperbuat. Padahal, Allah telah menganjurkan orang beriman bahwa memaafkan adalah lebih baik:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ وَأَوْلَادِكُمْ عَدُوًّا لَكُمْ فَاحْذَرُوهُمْ وَإِنْ تَعْفُوا وَتَصْفَحُوا وَتَغْفِرُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ
… dan jika kamu maafkan dan kamu santuni serta ampuni (mereka), maka sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. (QS. At Taghaabun, 64:14)
Berlandaskan hal tersebut, kaum beriman adalah orang-orang yang bersifat memaafkan, pengasih dan berlapang dada, sebagaimana dinyatakan dalam Al Qur’an :
الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
“Yaitu orang2 yang menginfakkan hartanya ketika lapang dan sempit dan menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain.” (QS. Ali ‘Imraan, 3:134)
Memaafkan adalah amalan yang sangat mulia ketika seseorang mampu bersabar terhadap gangguan yang ditimpakan orang kepadanya serta memaafkan kesalahan orang padahal ia mampu untuk membalasnya. Memang sebuah kewajaran bila seseorang menuntut haknya dan membalas orang yang menyakitinya. Dan dibolehkan seseorang membalas kejelekan orang lain dengan yang semisalnya. Namun alangkah mulia dan baik akibatnya bila dia memaafkannya. Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:
“Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa. Barangsiapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya atas (tanggungan) Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang zalim.” (Asy-Syura: 40)
Memaafkan kesalahan orang acapkali dianggap sebagai sikap lemah dan bentuk kehinaan, padahal justru sebaliknya. Bila orang membalas kejahatan yang dilakukan seseorang kepadanya, maka sejatinya di mata manusia tidak ada keutamaannya. Tapi di kala dia memaafkan padahal mampu untuk membalasnya, maka dia mulia di hadapan Allah Subhanahu wa ta’ala dan manusia.
Para Sahabatku yang Dirahmati Allah,
Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman dalam surat Fushshilat ayat 34-35:
“Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia. Dan sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keuntungan yang besar.” (Fushshilat: 34-35)
“Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia. Dan sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keuntungan yang besar.” (Fushshilat: 34-35)
Ibnu Katsir rahimahullah menerangkan:
“Bila kamu berbuat baik kepada orang yang berbuat jelek kepadamu maka kebaikan ini akan menggiring orang yang berlaku jahat tadi merapat denganmu, mencintaimu, dan condong kepadamu sehingga dia (akhirnya) menjadi temanmu yang dekat.
Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma mengatakan: ‘Allah Subhanahu wa ta’ala memerintahkan orang beriman untuk bersabar di kala marah, bermurah hati ketika diremehkan, dan memaafkan di saat diperlakukan jelek. Bila mereka melakukan ini maka Allah Subhanahu wa ta’ala menjaga mereka dari (tipu daya) setan dan musuh pun tunduk kepadanya sehingga menjadi teman yang dekat’.” (Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim 4/109)
“Bila kamu berbuat baik kepada orang yang berbuat jelek kepadamu maka kebaikan ini akan menggiring orang yang berlaku jahat tadi merapat denganmu, mencintaimu, dan condong kepadamu sehingga dia (akhirnya) menjadi temanmu yang dekat.
Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma mengatakan: ‘Allah Subhanahu wa ta’ala memerintahkan orang beriman untuk bersabar di kala marah, bermurah hati ketika diremehkan, dan memaafkan di saat diperlakukan jelek. Bila mereka melakukan ini maka Allah Subhanahu wa ta’ala menjaga mereka dari (tipu daya) setan dan musuh pun tunduk kepadanya sehingga menjadi teman yang dekat’.” (Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim 4/109)
Semoga Bermanfaat.
(Sumber : dikutip dari pelbagai sumber).
Puisi
..dan gurat atma masih elastis menghempas hidangan kemesraan pada wadah semu
yang memberangus rikuh-rikuh rasa
yang memburangsang
sejumput waktu tersisa
membuncahkan amarah purba
: di mana kilau akik yang kauasah itu?
"tak cukupkah dengan logam mulia untuk mengikat keangkuhanmu? " bertanyalah pada rerimbun
Ilalang yang renta
.sedangkan .di pematang purba, ada gubuk rindu yang mematut riak-riak sawah, memuncratkan mimpi tak berkesudahan.
padang, 16.04.2015
Ilalang yang renta
.sedangkan .di pematang purba, ada gubuk rindu yang mematut riak-riak sawah, memuncratkan mimpi tak berkesudahan.
padang, 16.04.2015
Mari berpuisi dan bersajak!
Puisi atau sajak itu enak. Nikmat. Lebih nikmat drpd es krim.. Atau lebih yummy drpd makan gulai kambing.. Nyam nyam...!
(sajak 12 tahun silam)
#Jika_sudah_asyik_nulis_sa jak_jadi_lupa_makan —
Puisi atau sajak itu enak. Nikmat. Lebih nikmat drpd es krim.. Atau lebih yummy drpd makan gulai kambing.. Nyam nyam...!
(sajak 12 tahun silam)
#Jika_sudah_asyik_nulis_sa
.... masih berlomba-lomba menyembah pada "Batu"... mengoceh uang tanpa batas...bahkan hingga puluhan juta...?
....masih mau menghabiskan waktu berjam-jam 'menunggui' di tempat "asah batu ", kadang shalat lima waktu pun tinggal?
Berbisiklah iblis:"Sudah..tunggui aja, ntar batuny diambil orang lho. Nanti aja shalatnya..!"
....masih mau menghabiskan waktu berjam-jam 'menunggui' di tempat "asah batu ", kadang shalat lima waktu pun tinggal?
Berbisiklah iblis:"Sudah..tunggui aja, ntar batuny diambil orang lho. Nanti aja shalatnya..!"
Fenomena. .... seakan lebih menghamba pada batu ketimbang pada Allah Swt. .
Kecintaan pada batu secara berlebihan, bisa mengarah musyrik (apalagi bergantung pada benda mati itu)
Berhati-hatilah dg kesenangan sesaat. Jangan membuat Para Sahabat terperdaya!!
99 % Manusia saat ini, Senang Melihat orang Susah. ..
Dan Susah Melihat Senang....
Dan Susah Melihat Senang....
Sehingga, ketika seseorang yang ia anggap susah itu suatu ketika TEGAR, TETAP TENANG, dan MENINGKAT.MULAI BANGKIT, ia panik, dan berusaha mempengaruhi oarang lain.... bahwa Orang yang Dianggap Susah itu Tetap Dicap Jahat...
Nauzubillah Minzaliq...
Nauzubillah Minzaliq...
Mudah -mudahan kita termasuk ke dalam yg 1 % yaitu senang melihat senang, susah melihat orang susah.. tidak mau menjelekkan orang lain...
aamin, aamiin yaa rabbal 'alamiin
aamin, aamiin yaa rabbal 'alamiin
Rasulallah SAW bersabda :"Barang siapa yang menyampaikan 1(satu) ilmu saja dan ada orang yang mengamalkannya,maka walaupun yang menyampaikan sudah tiada (meninggal dunia), dia akan tetap memperoleh pahala." (HR. Al-Bukhari)
Ya ALLAH...
✔ Muliakanlah orang yang membaca status ini, yang me LIKE status ini, serta yang menulis Aamiin di komen ini
✔ Entengkanlah kakinya untuk melangkah ke masjid
✔ Lapangkanlah hatinya
✔ Luaskan rezekinya seluas lautan
✔ Mudahkan segala urusannya
✔ Kabulkan cita-citanya
✔ Jauhkan dari segala Musibah
✔ Jauhkan dari segala Penyakit,Fitnah,Prasangka Keji,Berkata Kasar dan Mungkar.
✔ Dan dekatkanlah jodoh (bagi yang belum dapat jodoh )untuk orang yang membaca dan membagikan status ini..
✔ Muliakanlah orang yang membaca status ini, yang me LIKE status ini, serta yang menulis Aamiin di komen ini
✔ Entengkanlah kakinya untuk melangkah ke masjid
✔ Lapangkanlah hatinya
✔ Luaskan rezekinya seluas lautan
✔ Mudahkan segala urusannya
✔ Kabulkan cita-citanya
✔ Jauhkan dari segala Musibah
✔ Jauhkan dari segala Penyakit,Fitnah,Prasangka Keji,Berkata Kasar dan Mungkar.
✔ Dan dekatkanlah jodoh (bagi yang belum dapat jodoh )untuk orang yang membaca dan membagikan status ini..
Aamiin ya rabbal'alamin
... SEMALAM masih terlihat Bintang Gemintang berjejer dan berpencar-pencar di seantero angkasa ; menemani Sang Rembulan yang asyik sendirian : berjibaku menyinari bumi di "bulan sempurna"(bulan purnama).
"Apakah engkau nggak merasa sepi, Bulan?" tanya sesosok Angin Malam.
Rembulan tertegun. Ia hanya bergeming dan seakan enggan mengeluarkan suara, sekadar merespon Angin Malam. Ndilala, beberapa detik berselang, Rembulan mengambil secarik kertas, lantas menulis sesuatu. Diserahkannya kertas itu pada Angin Malam.
Angin Malam lamat-lamat membaca tulisan tertata rapi itu yang berisi:
"Apakah engkau nggak merasa sepi, Bulan?" tanya sesosok Angin Malam.
Rembulan tertegun. Ia hanya bergeming dan seakan enggan mengeluarkan suara, sekadar merespon Angin Malam. Ndilala, beberapa detik berselang, Rembulan mengambil secarik kertas, lantas menulis sesuatu. Diserahkannya kertas itu pada Angin Malam.
Angin Malam lamat-lamat membaca tulisan tertata rapi itu yang berisi:
"SELAMAT MALAM WAHAI PARA MANUSIA, JANGAN TIDUR TERLALU LARUT MALAM. JANGAN TERLALU ASYIK DENGAN SOSIALITA YANG PENUH GODAAN DAN KAMUFLASE. HINDARKAN KECANDUAN PADA DUNIA FACEBOOK, BBM, TWITTER DLL, SECARA BERLEBIHAN.. TIDAK SEDIKIT TERJADI PERSELINGKUHAN, PERCERAIAN, AKIBAT KECANDUAN DAN/ATAU KEASYIKAN DUNIA MAYA.. GUNAKANLAH DUNIA SOSIALITA UTK INFORMASI YANG POSITIF DAN BERMANFAAT UTK ORANG BANYAK. BERHATI-HATILAH!!!"
KISAH INSPIRATIF
BELAJAR DARI MARBOT MASJID
Ada dua sahabat yang terpisah cukup lama; Ahmad dan Zaenal. Ahmad ini pintar sekali. Cerdas. Tapi dikisahkan kurang beruntung secara ekonomi. Sedangkan Zaenal adalah sahabat yang biasa-biasa saja. Namun keadaan orang tuanya mendukung karir dan masa depan Zaenal.
Setelah terpisah cukup lama, keduanya bertemu. Bertemu di tempat yang istimewa; di koridor wudhu, koridor toilet sebuah masjid mungil.
Adalah Zaenal, sudah menjelma menjadi seorang manager kelas menengah. Necis. Perlente. Tapi tetap menjaga kesalehannya.
Ia punya kebiasaan. Setiap keluar kota, ia sempatkan singgah di masjid di kota yang ia singgahi. Untuk memperbaharui wudhu, dan sujud syukur. Syukur-syukur masih dapat waktu-waktu yang diperbolehkan shalat sunnah, maka ia shalat sunnah juga sebagai tambahan.
Seperti biasa, ia tiba di satu kota. Ia mencari masjid. Ia pinggirin mobilnya, dan bergegas masuk ke masjid yang ia temukan.
Di sanalah ia menemukan Ahmad. Cukup terperangah Zaenal ini. Ia tahu sahabatnya ini meski berasal dari keluarga tak punya, tapi pintarnya minta ampun.
Zaenal tidak menyangka bila berpuluh tahun kemudian ia menemukan Ahmad sebagai marbot masjid!
“Maaf,” katanya menegor sang marbot. “Kamu Ahmad kan? Ahmad kawan SMP saya dulu?”.
Yang ditegor tidak kalah mengenali. Lalu keduanya berpelukan. “Keren sekali Kamu ya Mas… Manteb…”.
Zaenal terlihat masih dalam keadaan memakai dasi. Lengan yang digulungnya untuk persiapan wudhu, menyebabkan jam bermerknya terlihat oleh Ahmad. “Ah, biasa saja…”.
Zaenal terlihat masih dalam keadaan memakai dasi. Lengan yang digulungnya untuk persiapan wudhu, menyebabkan jam bermerknya terlihat oleh Ahmad. “Ah, biasa saja…”.
Zaenal menaruh iba. Ahmad dilihatnya sedang memegang kaen pel. Khas merbot sekali. Celana digulung, dan peci didongakkan sehingga jidat hitamnya terlihat jelas.
“Mad… Ini kartu nama saya…”.
Ahmad melihat. “Manager Area…”. Wuah, bener-bener keren.
“Mad, nanti habis saya shalat, kita ngobrol ya. Maaf, di kantor saya ada pekerjaan yang lebih baik dari sekadar marbot di masjid ini. Maaf…”.
Ahmad tersenyum. Ia mengangguk. “Terima kasih ya… Nanti kita ngobrol. Selesaikan saja dulu shalatnya. Saya pun menyelesaikan pekerjaan bersih-bersih dulu… Silakan ya. Yang nyaman”.
Sambil wudhu, Zaenal tidak habis pikir. Mengapa Ahmad yang pintar kemudian harus terlempar dari kehidupan normal. Ya, meskipun tidak ada yang salah dengan pekerjaan sebagai merbot, tapi merbot… ah, pikirannya tidak mampu membenarkan. Zaenal menyesalkan kondisi negerinya ini yang tidak berpihak kepada orang-orang yang sebenarnya memiliki talenta dan kecerdasan, namun miskin.
Air wudhu membasahi wajahnya…
Sekali lagi Zaenal melewati Ahmad yang sedang bebersih. Andai saja Ahmad mengerjakan pekerjaannya ini di perkantoran, maka sebutannya bukan marbot. Melainkan “office boy”.
Tanpa sadar, ada yang shalat di belakang Zaenal. Sama-sama shalat sunnah agaknya. Ya, Zaenal sudah shalat fardhu di masjid sebelumnya. Zaenal sempat melirik. “Barangkali ini kawannya Ahmad…”, gumamnya. Zaenal menyelesaikan doanya secara singkat. Ia ingin segera bicara dengan Ahmad.
“Pak,” tiba-tiba anak muda yang shalat di belakangnya menegur.
“Iya Mas..?”
“Pak, Bapak kenal emangnya sama Haji Ahmad…?”
“Haji Ahmad…?”
“Ya, Haji Ahmad…”
“Haji Ahmad yang mana…?”
“Itu, yang barusan ngobrol sama Bapak…”
“Oh… Ahmad… Iya. Kenal. Kawan saya dulu di SMP. Emangnya udah haji dia?”
“Dari dulu udah haji Pak. Dari sebelumnya bangun ini masjid…”.
Kalimat itu begitu datar. Tapi cukup menampar hatinya Zaenal… Dari dulu sudah haji… Dari sebelumnya bangun masjid ini…
Anak muda ini kemudian menambahkan, “Beliau orang hebat Pak. Tawadhu’. Saya lah yang marbot asli masjid ini. Saya karyawannya beliau. Beliau yang bangun masjid ini Pak. Di atas tanah wakafnya sendiri. Beliau bangun sendiri masjid ini, sebagai masjid transit mereka yang mau shalat. Bapak lihat toko material di sebelah masjid ini… Itu toko nya beliau. Tapi beliau lebih suka menghabiskan waktunya di sini. Bahkan salah satu kesukaannya, aneh. Yaitu senangnya menggantikan posisi saya. Karena suara saya bagus, kadang saya disuruh mengaji saja dan azan…”.
Wuah, entahlah apa yang ada di hati dan di pikirannya Zaenal…
Catatan :
Ucapan terima kasih saya sampaikan untuk Pak Hasbullah Hasan yang telah share cerita ini, semoga pembaca sahabat FB bisa mendapatkan pelajaran yang berharga dari cerita ini.
Ucapan terima kasih saya sampaikan untuk Pak Hasbullah Hasan yang telah share cerita ini, semoga pembaca sahabat FB bisa mendapatkan pelajaran yang berharga dari cerita ini.
By : www.aryginanjar.com
Like & Share agar KEBAIKAN terus menyebar...
.SUATU sore, sekira jam 18.00 WIB --menjelang maghrib-- pada hari ke 3 Syawal 1411 H ( masih dalam suasana Idul Fitri ), atau tanggal 18 April 1991, saya bersama Mama (almarhumah), kakak laki2 kandung dan istrinya, anak-anaknya yg masih kecil serta seorang pembantu rumah tangga, --yang bersama sama berada dalam mobil hendak nenuju ke rumah famili utk beelebaran-- sempat masuk sungai di daerah Palinggam, Kota Padang.
Mobil yg disupiri kakak laki2 saya tsb. bergulingan Beruntung setelah puluhan kali gulingan, mobil kami masih ditahan oleh sebuah pohon di pangkal sungai Sehingga , separuh mobil kami dibenam air. Alhamdulillah kami selamat.
Menurut penduduk sekitar, kejadian di lokasi ini bukan kali pertama. Ini kesekian kalinya. Ternyata, kata penduduk sekitar, ada kuburan di tepi bukit di TKP.
Sedangkan kakak saya mengatakan, "Seperti ada yg mengendalikan setir mobil ke sebelah kanan (arah sungai). "
Mobil yg disupiri kakak laki2 saya tsb. bergulingan Beruntung setelah puluhan kali gulingan, mobil kami masih ditahan oleh sebuah pohon di pangkal sungai Sehingga , separuh mobil kami dibenam air. Alhamdulillah kami selamat.
Menurut penduduk sekitar, kejadian di lokasi ini bukan kali pertama. Ini kesekian kalinya. Ternyata, kata penduduk sekitar, ada kuburan di tepi bukit di TKP.
Sedangkan kakak saya mengatakan, "Seperti ada yg mengendalikan setir mobil ke sebelah kanan (arah sungai). "
PERISTWA MENGERIKAN MASA LALU YANG TAKKAN TERLUPA DAN ITU MERUPAKAN BAGIAN DARI RIWAYAT HIDUP
Sewaktu kecanduan jadi "Breaker" ( Pengguna Handy Talky) , Pesawat Radio Amatir, dulu saya pernah (1990 an), jadi pengatur Frekuensi atau Net Control. Juga, pernah bergaya seperti penyiar radio, mengganjal pesawat HT dengan karet lalu menghidupkan kaset berisi lagu-lagu, tentunya banyak breaker lain mendengarkannya...
Yang positif, pernah ikut acara "kopi delta" atau "kopi darat ". Sekali pertemuan setelah itu tak pernah ada lagi. Karena, jika di udara suara bagus, ketika bertemu asli, wallahu a'alam. Akibatnya, tidak ada pertemuan lanjutan.
Yang parah, "mojok di udara", dan iseng mengganggu breaker yang sedang pacara di udara...
Ada juga yang bacaruik pungkang di udara.....
Ada juga yang bacaruik pungkang di udara.....
Ada yang pernah mengalami masa masa kecanduan seperti ini dulu?
Tolong diabsen.....
Tolong diabsen.....
Apa dicopy, rojeeeerrr??? 86.....Gantik...!!
SEORANG pribumi, Pengusaha Pemilik Usaha Walet, di beberapa Kota di Padang, Bengkulu dan Kalimantan, bernama Bobby (bukan nama sebenarnya), beberapa bulan lalu, di sebuah rumah makan di daerah Pondok ( dikenal sebagai kawasan Pecinaan), Kota Padang, bercerita kepada kami (konsumen rumah makan yg kebetulan sama sama menikmati makan malam) bahwa sebagian besar artis terkenal dan sudah memiliki nama, pernah menjajakan diri mereka ke pria "hidung belang" dengan bayaran puluhan juta perjam.
Pria 50 an yang berkumis tebal ini, menyebutkan secara jelas, nama- nama artis yang acap menjajakan diri itu. Bahkan, kata Bobby pula, artis artis itu pun ada yg sudah bersuami.
Dari mimik dan cara bercerita, Bobby tampak serius. Tapi, saya pribadi, tak percaya begitu saja, kala itu. Karena, kalau ya, kenapa tdk ada diungkit oleh media? Maka, saya anggap cerita pria setengah baya itu bagaikan "palamak carito" belaka.
Namun, ketika berita tentang artis dengan inisial AA ---yang buncah saat ini--- yg menjual diri dg bayaran Rp. 80 juta per 3 jam, ternyata cerita "ambuih -ambuih" Bobby beberapa bulan lalu itu bukan sekadar "palamak carito ".
Ini baru AA yang terungkap. Bukan mustahil, banyak artis-artis lain, termasuk nama-nama artis yang disebutkan. Bobby tempo hari itu.
Nauzubillah minzaliq..
Cerpen Hendra Idris ( Uda Boy Hendra ), "Malam Kian Temaram", dimuat di Rubrik "Remaja Minggu Ini" (RMI) Haluan, Padang, Minggu, 14 Agustus 1994 (21 tahun silam)...
Episode Membongkar Arsip-arsip Usang .
Episode Membongkar Arsip-arsip Usang .
PENGETAHUAN HUKUM
Persetujuan Diam-diam dan Dasar Hukum
Oleh Kartika Febryanti, S.H., M.H.
MENGENAI dasar hukum persetujuan secara diam-diam kita dapat merujuk pada Pasal 1347 Burgerlijk Wetboek atau Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (“KUHPerdata”) yang berbunyi:
“Hal-hal yang, menurut kebiasaan selamanya diperjanjikan, dianggap secara diam-diam dimasukkan dalam perjanjian, meskipun tidak dengan tegas dinyatakan.”
“Hal-hal yang, menurut kebiasaan selamanya diperjanjikan, dianggap secara diam-diam dimasukkan dalam perjanjian, meskipun tidak dengan tegas dinyatakan.”
Mengenai Pasal 1347 KUHPerdata, Prof. Subekti dalam bukunya Hukum Perjanjian (2002: 40) menulis bahwa:
“...hal-hal yang selalu diperjanjikan menurut kebiasaan dianggap secara diam-diam dimasukkan dalam perjanjian, meskipun tidak dengan tegas dinyatakan. Oleh karena dianggap sebagai diperjanjikan atau sebagai bagian dari perjanjian sendiri, maka hal yang menurut kebiasaan selalu diperjanjikan itu dapat menyingkirkan suatu pasal undang-undang yang merupakan hukum pelengkap.”
“...hal-hal yang selalu diperjanjikan menurut kebiasaan dianggap secara diam-diam dimasukkan dalam perjanjian, meskipun tidak dengan tegas dinyatakan. Oleh karena dianggap sebagai diperjanjikan atau sebagai bagian dari perjanjian sendiri, maka hal yang menurut kebiasaan selalu diperjanjikan itu dapat menyingkirkan suatu pasal undang-undang yang merupakan hukum pelengkap.”
Mengenai persetujuan atau kesepakatan diam-diam, kita juga dapat merujuk pada Putusan Mahkamah Agung No. 2178 K/Pdt/2008 yakni perkara antara PT. Dwi Damai dengan PT. Philips Indonesia tentang pendistribusian dan penjualan produk-produk bermerek Philips.
Dalam pertimbangan hukum putusan disampaikan antara lain:
“...bahwa setelah berakhirnya masa perjanjian kerja sama distributorship yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2002 dan berakhir pada tanggal 31 Desember 2003, kedua belah pihak masih tetap melakukan perbuatan-perbuatan hukum yang dilaksanakan beritikad baik (goeder trouw, bonafide) seperti transaksi-transaksi pemesanan barang, pembayaran dan sebagainya, selayaknya perjanjian yang belum berakhir. Hal ini adalah mencerminkan adanya faktor Simbiosis-mutualistis, yaitu para pihak sama-sama membutuhkan peranan salah satu pihak. Dengan adanya perbuatan hukum yang dilakukan berupa transaksi-transaksi perdagangan biasa, maka secara diam-diam kedua belah pihak telah menyatakan sepakat untuk dan oleh karena itu tunduk dan masuk kepada pembaharuan perjanjian distributorsbip tahap ke-2, yakni sebagaimana yang tercantum dalam Surat Perjanjian (Vide Bukti P-l) bahwa atas kesepakatan kedua belah pihak, perjanjian ini dapat diperbaharui untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun berikutnya yakni sampai dengan tanggal 31 Desember 2006;
Dalam pertimbangan hukum putusan disampaikan antara lain:
“...bahwa setelah berakhirnya masa perjanjian kerja sama distributorship yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2002 dan berakhir pada tanggal 31 Desember 2003, kedua belah pihak masih tetap melakukan perbuatan-perbuatan hukum yang dilaksanakan beritikad baik (goeder trouw, bonafide) seperti transaksi-transaksi pemesanan barang, pembayaran dan sebagainya, selayaknya perjanjian yang belum berakhir. Hal ini adalah mencerminkan adanya faktor Simbiosis-mutualistis, yaitu para pihak sama-sama membutuhkan peranan salah satu pihak. Dengan adanya perbuatan hukum yang dilakukan berupa transaksi-transaksi perdagangan biasa, maka secara diam-diam kedua belah pihak telah menyatakan sepakat untuk dan oleh karena itu tunduk dan masuk kepada pembaharuan perjanjian distributorsbip tahap ke-2, yakni sebagaimana yang tercantum dalam Surat Perjanjian (Vide Bukti P-l) bahwa atas kesepakatan kedua belah pihak, perjanjian ini dapat diperbaharui untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun berikutnya yakni sampai dengan tanggal 31 Desember 2006;
“Dengan kesepakatan diam-diam itu, maka berlaku mutlaklah asas konsensualitas (vide Pasal 1320 KUHPerdata) yang merupakan kekuatan Undang-Undang bagi para pihak (vide Pasal 1338 KUHPerdata).”
SETIAP Perjanjian atau kesepakatan yang dibuat--baik secara tertulis maupun secara lisan-- jika membatalkannya, harus dibatalkan kembali dengan pihak pihak yang bersepakat pada saat perjanjian /kesepaktan awal, baik secara tertulis atau secara lisan (dihadiri secara bersama-sama oleh pihak yang bersepakat dari awal)..
Pembatalan perjanjian/kesepakatan sepihak, yang dilakukan oleh satu orang yang bersepakat atau berjanji, adalah tidak sah dan dianggap melanggar perjanjian/kesepakatan...
(Vide : Asas Konsensualitas.
Asas Konsensualitas adalah suatu perjanjian dan perikatan yang timbul telah lahir sejak detik tercapainya kesepakatan, selama para pihak dalam perjanjian tidak menentukan lain. Asas ini sesuai dengan ketentuan Pasal 1320 KUH Perdata mengenai syarat-syarat sahnya perjanjian).
Pembatalan perjanjian/kesepakatan sepihak, yang dilakukan oleh satu orang yang bersepakat atau berjanji, adalah tidak sah dan dianggap melanggar perjanjian/kesepakatan...
(Vide : Asas Konsensualitas.
Asas Konsensualitas adalah suatu perjanjian dan perikatan yang timbul telah lahir sejak detik tercapainya kesepakatan, selama para pihak dalam perjanjian tidak menentukan lain. Asas ini sesuai dengan ketentuan Pasal 1320 KUH Perdata mengenai syarat-syarat sahnya perjanjian).
Dalam Pasal 1446 KUH Perdata, pembatalan atas perjanjian yang telah dibuat antara kedua belah pihak yang melakukan perjanjian, dapat dimintakan pembatalannya kepada Hakim, bila salah satu pihak yang melakukan perjanjian itu tidak memenuhi syarat subyektif yang tercantum pada syarat sahnya perjanjian.
Menurut Prof. Subekti permintaan pembatalan perjanjian yang tidak memenuhi syarat subyektif dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
1. Secara aktif menuntut pembatalan perjanjian tersebut di depan hakim;
2. Secara pembelaan maksudnya adalah menunggu sampai digugat di depan hakim untuk memenuhi perjanjian dan baru mengajukan kekurangan dari perjanjian itu.
... saat bahagia siapkanlah kesedihanmu...
Dan saat sedih, percayalah akan datangnya kebahagiaanmu.
Siapkanlah dirimu, ketika bahagia dan sedih.
Selama mengarungi kehdupan, bahagia dan sedih adalah jembatan yg akan selalu kita lalui menjelang kematian.
(By Uda Boy Hendra )
Dan saat sedih, percayalah akan datangnya kebahagiaanmu.
Siapkanlah dirimu, ketika bahagia dan sedih.
Selama mengarungi kehdupan, bahagia dan sedih adalah jembatan yg akan selalu kita lalui menjelang kematian.
(By Uda Boy Hendra )
Langganan:
Postingan (Atom)