Minggu, 23 Maret 2014

Mengusung Tower Keikhlasan

   Tower adalah kunci bagi alat telekomunikasi. Karena towerlah, seseorang bisa berbicara dalam jarak yg tak kenal batas waktu dan wilayah menjelang tahun 2000 an di Indonesia.
   Dulu, ketika PT Telkom menjadi penguasa tunggal alat komunikasi dua arah tanpa batas waktu dan tempa di negeri ini, bahwa betapa seseorang mengusung "keikhlasan". Ikhlas ke warung telekomunikasi ( wartel)  terdekat demi menghubungi teman, sahabat, sanak saudara (jika di rumah tidak ada telepon).
   Masa masa emas wartel di antara 1990-2000, di mana bertumbuhsuburnya bisnis wartel dari pelbagai tipe.
    Semenjak lahirnya PT Telkomsel, salah satu provider swasta bersama sama PT Satelindo (kini PT Indosat, Tbk), yg lalu diikuti PT Excelcomindo Pratama, menjadikan, PT Telkom mendapat saingan baru. Sejak itu bisnis wartel perlahan lahan tumbang. 2000an adalah masa masa kerja keras bagi provider swasta tersebut.
Kini, bahkan menjamur pelbagai provider baru antara lain, Esia, 3, dll.
  Dari paparan di atas, jelas bahwa sesungguhnya "tower keikhlasan"  provider provider baru itu berbuah manis.
Meskipun terjadi perang harga, namun paling tidak peminat dan pengguna provider ini pun kian meningkat tajam dari waktu ke waktu.
    Sejatinya, tak hanya tower provider telekomunikasi saja. Lebih dari itu, sebetulnya dalam pelbagai kehidupan, keikhlasan itu adlah kunci kemenangan  siapapun. Ikhlas itu berat tapi indah.
Demikianlah.

Tidak ada komentar: