Sebuah SAJAK
di tepianmu nan berususun-susun
bertingkat-tingkat
hati tiada pernah lusuh menyaksimu
dan suatu ketika engkau seakan memaksaku
menyambangimu
kaupertanyakan "apakah aku di sini sama dengan yang ada di benak pemimpinmu saat ini?"
diamku
tersudutku
karena engkau tak pernah tertidur saat sidang, atau
keluar negeri berjuta dalih studi banding palsu
atau mencongkel anggaran belanja negara
atau meniduri gadis lugu yang yang mereka nikahi
dengan keimitasian, semalam saja
membohongi kaummu, demi menopengi wajah munafiknya
yang diusung keberpuraa-puraan
katamu: " tunggu lah kedatangan bencana jika seorang pemimpin sudah nista,
memperbudaki rakyatnya!" kritikmu dengan raut murka
heningku
bersandarku
lalu mengangguk-angguk, dan menggumam
: " entahlah " ( sejatinya membenarkan cukilan sawah dan ladang itu)
padang, 6 Desember 2012 jam 06.45 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar