BIARKAN PERGI
-- ode buat kabut asap
Puisi : Udho Boy Hendra
dan ia mulai meletih, demi mengucapkan salam hendak pamit ; pergi
menyusuri geram yang buram
pada maskermasker lusuh
"kau kenapa buru-buru?"
buntalan keringatnya menuai amis yang ditinggal saja pada kursi beralaskan jerami, meski kerontang tubuhnya kikir akan body lotion
saban malam nan penat
sekadar mengolesi lirihan dan rintihan
pengap dan risau
: "mengapa kau pergi?"
dan tatkala hujan mulai membentakbentaknya, sekelebat
ia menghilang
tiada berucap apapun
selain membuyarkan asa
: "biarkan ia pergi, jikalau ia hanya mengusung luka!"
padang, 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar