Minggu, 13 September 2015

PUISI : WAJAH ASAP

WAJAH ASAP


karut marut wajahmu
kian menyaru berselimutkan sesak nan menyiksa
secuil mimpi menyatroni debu
mengepul bersama seteru
laron
yang membuncahkan
rupa temaram awan
di siang nan legam
kala sang surya enggan bercerita tentang indahnya nur
tentang sinar yang menyilau
meski memerih
walau menyengat
dan tak kulihat wajahmu dulu yang acap memandangku tatkala
risau tanpa nestapa
:"di mana wajahmu yang dibalut seuntai kisah yang mulus dulu?"
pandanglah asap
di sana akan kaulihat mimpi yang membual
tentang wajah yang penuh luka
sudahlah!
usaikan kisah itu, wahai jerebu
bahwa aku taklah seperti dulu
padang, 13.09.2015 jam 05.45 wib menanti fajar tiba selepas subuh mubarakah, saat kurindu berolahraga

Kamis, 03 September 2015

TEMAN KECILKU BERNAMA IRVAN

Dulu, di masa kanak-kanak ---sekira di umur sepuluhan ----aku memiliki sahabat baik yang bernama Irvan, atau acap kupanggil dengan panggilan kecilnya 'Pan'.
Ia tetangga rumah di depan denganku. Kami sering bermain kelereng, main patok lele, main cik mancik, main layang-layang, main bola,dll berbaur dengan teman lainnya. Bahkan, tak jarang,  sesekali kami  pernah bercakak (berkelahi), seperti masa kanak-kanak umumnya.
Aku sangat sering berkunjung ke  rumahnya dan selalu bertemu saudara-saudaranya, termasuk orangtuanya. Yang paling sering bersua adalah  dengan ibunya, yang biasa kami panggil dengan panggilan 'Etek' atau 'Tek'. Kebiasaan dulu, siapa pun akan aku panggil Etek, untuk ibu ibu di dekat rumahku (boleh dikata, semacam tradisi dan kelaziman). Jika diindonesiakan, Etek sama dengan Tante.
Begitulah.
Yang selalu kuingat, adalah kemarahan Etek --ibunya Irpan-- padaku dulu, sampai sekarang pun  bikinku tergelak-gelak sendiri.
Etek marah dan menghardikku, setiap aku memanggil Irvan dan menanyakan pada Etek (untuk mengajak bermain-main).
Dulu, karena masa kecil, kadang aku sangat lugu dan dongok.
Apa yang membuat Etek marah?

"Tek.... Tek.... Ada Irvan, Tek...?"
atau kadang-kadang:
"Tek.. Tek... Ada Si Pan,  Tek?"

Begitulah. Panggilanku pada Irvan, sama dengan kata kotor di Minang, oleh sebab itu bikin Etek marah padaku....

(Mohon izin dan mohon maaf, karena ini adalah cerita nyata).

INI CERITAKU,  MANA CERITAMU ?

Selasa, 01 September 2015

MEMPERALAT ORANG LAIN BERJIWA HACKER

MEMPERALAT ORANG (BERJIWA HACKER)

Oleh Hendra Idris / Udho Boy Hendra / Udho Boy Hendra II / Udho Boy Hendra Iii / Udho Boy Hendra IV
(Pengamat Media Sosial, Mantan Internet Marketer, murid Tung Desem Waringin (TDW) Sang Pelatih Sukses No 1 dan Mantan Cerpenis/Penyair)

PARA Sahabatku, dalam hidup dan berkehidupan, janganlah hendaknya berupaya "memperalat orang lain".
Yang disebut "memperalat" dalam konteks ini adalah: menyerupai orang yang  diinginkan oleh seseorang dengan cara menghack, mencuri foto profil orang tersebut lalu ia jadikan foto profil ia sendiri.
Kepada komunitas yang sulit dilacak ia akan bertindak seolah menjadi orang yang ia hack atau curi, seakan itulah ia... Padahal itu palsu.
Komunitas yang gampang ia lakukan dan publikasikan adalah Sosmed yang labil dan tidak ketat, yakni blacberry mesenger (BBM), twitter, path, bahkan whatsApp, Line, WeChat dll. Sedangkan Facebook (FB), agak sulit dilakukan, mengingat utk pembuatan dan pemeliharaan akun ini sangat ketat.
Hack dalam tulisan ini adalah dalam arti luas yaitu, hack mencuri pribadi orang lain secara media atau online.
Apa alasan orang lain mencuri profil orang lain?
Ada beberapa alasan, antara lain:
1. Kepercayaan diri yang rendah;
2. Memiliki kebiasaan mencuri;
3. Kejujuran yang level nadir;
4. Iri dan dengki ; suka melihat orang susah, susah melihat orang senang;
5. Jiwa yang labil dan cenderung sakit ;
6. Tanggung jawab yang minim dan tingkat yang memprihatinkan;
7. Suka instan, mendapatkan sesuatu ingin mudah dan serba cepat (di kalangan mahasiswa ia dikenal sebagai pribadi yang ingin cepat tamat tetapi minim moral dan etika, pelbagai cara ia akan lakukan asal tercapai nafsunya);
8. Angka 7 di. atas, bagi  si mahasiswa tersebut, ia cenderung mencemooh, mentertawakan dosen, mengolok-olok kepada temannya yang Lain);
9. ,Kebiasaan sedari kecil ketika sudah terbiasa dengan hidup mewah dan mendapat fasilitas serba cukup bahkan berlebih;
10. Moral rendah, agama memprihatinkan dan.etika sopan santun..
11. Kemandiran lemah;
12. Tidak suka berjuang.

D dalam group BBM, misalnya, Ia akan menjadi orang yang ia curi, bertindak seolah ia itu orang lain (yang dicurinya tersebut).
Di dalam tulis menulis, ia suka mencuri karya oran lain, seakan.karyanya sendiri.
Ia tak tahu, akan pelanggaran atau kejahatan Hak Cipta yang termasuk ke dalam Hak atas Kekayaan Intelektual (HAKI).
Ia takkan paham, hukumannya bertahun tahun dan denda ratusan juta rupiah..

Para sahabat, sejatinya, hindarkanlah hal hal di atas, dan jadilah diri sendiri.
Anda adalah apa yang Anda pikirkan...
Kenikmatan akan keberhasilan bukan pada hasil, tapi pada proses menuju keberhasilan itu, dan laluilah. Nikmatilah meski tertatih tatih.
Salam.

Padang, 01 September 2015
Udho Boy Hendra..